Wall Street Merosot Saat Indeks S & P Menelan Kerugian Terbesar

Jum'at, 18 Agustus 2017 - 08:33 WIB
Wall Street Merosot Saat Indeks S & P Menelan Kerugian Terbesar
Wall Street Merosot Saat Indeks S & P Menelan Kerugian Terbesar
A A A
NEW YORK - Wall Street pada perdagangan kemarin waktu setempat tercatat merosot ketika indeks S&P menelan kerugian dengan persentase terbesar dalam tiga bulan. Kejatuhan bursa saham Amerika Serikat (AS) seiring meningkatnya kekhawatiran tentang kemampuan pemerintahan Donald Trump kemampuan untuk mendorong mewujudkan agenda ekonominya.

Indeks patokan juga ditutup pada titik terendah sejak 11 Juli untuk menjadi pertama kalinya sejak pemilihan 8 November yang dalam dua hari lebih dari 1%. Kecemasan atas kemungkinan mencuat kembali konflik antara AmerikaSerikat dan Korea Utara memberikan tekanan cukup besar ke pasar saham.

Investor tampaknya telah kehilangan keyakinan terhadap pemerintahan Trump terkait kemampuan untuk mendorong hadirnya kebijakan pemotongan pajak dan agenda ekonomi domestik lainnya, seperti disampaikan oleh beberapa strategi investasi. Terbaru penyebab keprihatinan dari spekulasi soal kemungkinan kepergian Dewan Direktur Ekonomi Nasional Gary Cohn.

Dow Jones Industrial Average (DJI) berakhir turun 274,14 poin atau setara dengan 1,24% ke level 21.750,73 dan indeks S & P 500 kehilangan 38,1 poin atau 1,54% menjadi 2.430,01. Sedangkan komposit Nasdaq menyusut mencapai sebesar 123,20 poin atau 1,94% ke posisi 6.221,91.

Saham mulai kehilangan landasan seiring rumor tentang Cohn dan keberadaannya di Gedung Putih. Setelah jeda sebentar, pasar terus menjual dan mengambil langkah ke lebih rendah dengan semua saham Dow jatuh, bersama dengan semua komponen S & P 100.

Perusahaan juga mencatat kinerja yang mengecewakan seperti Cisco Systems (CSCO. O) jatuh 4% setelah hasil sementara Wal-Mart (WMT. N) juga turun 1,6% setelah pengecer melaporkan penurunan. Sekitar 6,7 miliar saham diperdagangkan dalam pasar saham AS kemarin waktu setempat dibandingkan dengan rata-rata harian 6,3 miliar dalam 20 sesi menurut data perdagangan Thomson Reuters.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3696 seconds (0.1#10.140)