Investasi ke RI Mengalir Rp1.053 Triliun, Kontribusi Hilirisasi Capai Rp266 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, bahwa hilirisasi berkontribusi pada capaian realisasi investasi triwulan III 2023. Investasi hilirisasi periode Januari-September 2023 mencapai Rp266 triliun, ini mencakup 25,3% dari total realisasi investasi periode ini.
”Lewat hilirisasi, kita ciptakan lapangan pekerjaan berkualitas. Jangan diartikan hilirisasi itu nikel saja, ada kehutanan, perikanan, perkebunan, dan juga migas. Dan kita punya sumber daya itu,” ungkap Bahlil dalam keterangan resminya, Sabtu (21/10/2023).
Bahlil juga menyampaikan, bahwa agar Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045, RI membutuhkan investasi hilirisasi senilai USD545,3 miliar untuk 21 komoditas di 8 sektor prioritas sesuai Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang disusun Kementerian Investasi/BKPM.
Ia memaparkan, nilai realisasi investasi untuk hilirisasi periode Januari – September 2023 adalah sebesar Rp266,0 triliun yang mencakup lima sektor. Lima sektor tersebut yaitu hilirisasi sektor mineral senilai Rp151,7 triliun terdiri dari nikel sebesar Rp97,0 triliun, bauksit sebesar Rp7,1 triliun, dan tembaga sebesar Rp47,6 triliun.
Kemudian, hilirisasi sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp39,5 triliun. Lalu, hilirisasi sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp34,8 triliun.
Sementara hilirisasi sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp31,6 triliun. Terakhir hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp8,4 triliun.
Menteri Investasi mengungkapkan juga bahwa sekalipun kita sekarang memasuki tahun politik, namun global tetap menaruh perhatian dan kepercayaan luar biasa. Hal ini ditandai dengan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan III tahun 2023 yang tumbuh 16,2% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dan masih mendominasi dengan total capaian Rp196,2 triliun (52,4%).
Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di triwulan III 2023 mencapai Rp178,2 triliun (47,6%) dan tumbuh 28,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
”Lewat hilirisasi, kita ciptakan lapangan pekerjaan berkualitas. Jangan diartikan hilirisasi itu nikel saja, ada kehutanan, perikanan, perkebunan, dan juga migas. Dan kita punya sumber daya itu,” ungkap Bahlil dalam keterangan resminya, Sabtu (21/10/2023).
Bahlil juga menyampaikan, bahwa agar Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045, RI membutuhkan investasi hilirisasi senilai USD545,3 miliar untuk 21 komoditas di 8 sektor prioritas sesuai Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang disusun Kementerian Investasi/BKPM.
Ia memaparkan, nilai realisasi investasi untuk hilirisasi periode Januari – September 2023 adalah sebesar Rp266,0 triliun yang mencakup lima sektor. Lima sektor tersebut yaitu hilirisasi sektor mineral senilai Rp151,7 triliun terdiri dari nikel sebesar Rp97,0 triliun, bauksit sebesar Rp7,1 triliun, dan tembaga sebesar Rp47,6 triliun.
Kemudian, hilirisasi sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp39,5 triliun. Lalu, hilirisasi sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp34,8 triliun.
Sementara hilirisasi sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp31,6 triliun. Terakhir hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp8,4 triliun.
Menteri Investasi mengungkapkan juga bahwa sekalipun kita sekarang memasuki tahun politik, namun global tetap menaruh perhatian dan kepercayaan luar biasa. Hal ini ditandai dengan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan III tahun 2023 yang tumbuh 16,2% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dan masih mendominasi dengan total capaian Rp196,2 triliun (52,4%).
Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di triwulan III 2023 mencapai Rp178,2 triliun (47,6%) dan tumbuh 28,2% dibandingkan tahun sebelumnya.