Fasilitasi 22 UKM di TEI ke-38, KemenkopUKM Jajaki Peluang Ekspor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guna memperluas peluang pasar usaha kecil dan menengah (UKM), Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memfasilitasi 22 UKM ikut serta dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 tahun 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Melalui gelaran tersebut UKM diharapkan dapat memperluas pasarnya ke luar negeri melalui ekspor.
Ke-22 UKM tersebut terdiri dari dua UKM kategori furnitur dan homedecor, sembilan UKM personal care dan wellness, serta 11 UKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman. KemenKopUKM juga memfasilitasi merek kolektif MyNyale yang menampilkan produk unggulan dari Lombok, yang juga merupakan hasil kerja sama dengan United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) dan Kementerian Perdagangan.
"Kehadiran MyNyale di TEI membawa perspektif baru bagi produk-produk buatan lokal Lombok dengan menerapkan praktik-praktik pengembangan produk berkelanjutan yang diakui secara internasional untuk direplikasi di seluruh Indonesia," kata Sekretaris Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Koko Haryono dalam keterangan resminya, Minggu (22/10/2023).
MyNyale merupakan brand yang mewadahi 12 koperasi dan UKM. Mereka tergabung dalam merek kolektif yang bertujuan untuk menjangkau pasar global dan mempromosikan keberlanjutan SDGs 2030. Salah satunya adalah Koperasi Gumi Nyale dengan produk wastra, aksesori, dan produk pangan pertanian.
Dalam pameran perdagangan internasional ini, para pelaku usaha termasuk UKM memiliki kesempatan menggaet calon pembeli internasional. Sebagai informasi, tercatat sebanyak 5.600 calon pembeli internasional dari 100 negara hadir pada (TEI) tahun ini yang berasal antara lain dari India, Malaysia, China, Australia, Brasil, dan lain-lain.
Dalam kegiatan TEI 2023 ini juga dilakukan penandatanganan Technical Arrangement antara Swisscontact, KemenKopUKM, serta Kamar Dagang dan Industri Swiss mengenai kerja sama pengembangan kapasitas bagi layanan promosi ekspor. Kerja sama ini mencakup upaya meningkatkan layanan promosi kepada perusahaan yang siap melakukan ekspor, memberikan akses yang lebih baik kepada perusahaan-perusahaan ini dengan fokus kuat pada target pasar Swiss dan Eropa.
Ke-22 UKM tersebut terdiri dari dua UKM kategori furnitur dan homedecor, sembilan UKM personal care dan wellness, serta 11 UKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman. KemenKopUKM juga memfasilitasi merek kolektif MyNyale yang menampilkan produk unggulan dari Lombok, yang juga merupakan hasil kerja sama dengan United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) dan Kementerian Perdagangan.
"Kehadiran MyNyale di TEI membawa perspektif baru bagi produk-produk buatan lokal Lombok dengan menerapkan praktik-praktik pengembangan produk berkelanjutan yang diakui secara internasional untuk direplikasi di seluruh Indonesia," kata Sekretaris Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Koko Haryono dalam keterangan resminya, Minggu (22/10/2023).
MyNyale merupakan brand yang mewadahi 12 koperasi dan UKM. Mereka tergabung dalam merek kolektif yang bertujuan untuk menjangkau pasar global dan mempromosikan keberlanjutan SDGs 2030. Salah satunya adalah Koperasi Gumi Nyale dengan produk wastra, aksesori, dan produk pangan pertanian.
Dalam pameran perdagangan internasional ini, para pelaku usaha termasuk UKM memiliki kesempatan menggaet calon pembeli internasional. Sebagai informasi, tercatat sebanyak 5.600 calon pembeli internasional dari 100 negara hadir pada (TEI) tahun ini yang berasal antara lain dari India, Malaysia, China, Australia, Brasil, dan lain-lain.
Dalam kegiatan TEI 2023 ini juga dilakukan penandatanganan Technical Arrangement antara Swisscontact, KemenKopUKM, serta Kamar Dagang dan Industri Swiss mengenai kerja sama pengembangan kapasitas bagi layanan promosi ekspor. Kerja sama ini mencakup upaya meningkatkan layanan promosi kepada perusahaan yang siap melakukan ekspor, memberikan akses yang lebih baik kepada perusahaan-perusahaan ini dengan fokus kuat pada target pasar Swiss dan Eropa.
(fjo)