Rupiah Hampir Rp16 Ribu Jelang Pendaftaran Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Begini Kata Pengamat

Senin, 23 Oktober 2023 - 20:35 WIB
loading...
Rupiah Hampir Rp16 Ribu Jelang Pendaftaran Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Begini Kata Pengamat
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menurut pengamat kebijakan publik, tidak serta merta hanya karena fenomena ekonomi. Dimana menurutnya unsur politik juga berperan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) jelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden (Capres - Cawapres) pasangan Prabowo Subianto dan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi sorotan. Pengamat kebijakan publik, Emrus Sihombing menerangkan, fenomena makro ekonomi itu tidak bisa lepas dari kondisi politik suatu negara.

Hal itu lantaran, menurutnya perekonomian suatu negara juga hasil campur tangan kebijakan politik para pemangku kepentingan. Baca Juga: Suhu Politik Memanas, Rupiah Terpuruk 96 Poin di Level Rp15.315

"Tidak ada fenomena ekonomi ini berdiri sendiri, ada unsur politik juga, artinya dengan kenaikan kurs rupiah tidak bisa dilepaskan dari fenomena politik suatu negara," kata Emrus saat dihubungi MNC Portal, Senin (23/10/2023).



"Saya melihat perlu ada yang dibenahi, misalnya putusan MK itu tidak sejalan dengan Pancasila, bagaimana dunia internasional akan memperhatikan itu. Misalnya diberikan previlage terhadap kepala daerah yang dibawah 40 tahun, misal pencalonan Gibran," sambungnya.

Di satu sisi, Emrus menilai di tengah usia Gibran yang masih di bawah 40 tahun, masih memiliki sedikit pengalaman dalam mengurus permasalaham ekonomi. Terlebih jika dilihat dari jam terbang sebagai kepala daerah atau Walikota Solo yang kurang lebih hanya 3 tahun.

"Ganjar punya pengalaman lebih lama menjadi kepala daerah, sudah jelas Ganjar punya pengalaman 10 tahun lebih. Gibran kan masih anak kemarin," kata Emrus.

Sebelumnya Rupiah kembali ditutup melemah melemah -0,38% di level Rp15.965/USD pada penutupan pasar sore ini, Senin (23/10/2023). Hal itu dipengaruhi oleh inflasi Amerika Serikat yang hingga saat ini belum mencapai targetnya.

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, terutama dalam konteks konsumsi dan inflasi.

Dari sisi permintaan masyarakat akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga, mengingat bahwa hal ini membuat pinjaman menjadi lebih mahal. Akibatnya, daya beli masyarakat kemungkinan akan menurun.

"Kenaikan ini akan mendorong biaya produksi perusahaan menjadi lebih tinggi, karena mereka harus membayar bunga yang lebih tinggi untuk pinjaman mereka. Sebagai akibatnya, perusahaan dapat mengalami penurunan keuntungan mereka," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)