Harta Miliarder China Ini Lenyap Setengah Lebih, Tersisa Tinggal Rp80,5 Triliun

Selasa, 24 Oktober 2023 - 15:59 WIB
loading...
Harta Miliarder China Ini Lenyap Setengah Lebih, Tersisa Tinggal Rp80,5 Triliun
Kekayaan miliarder asal China, Richard Liu terpangkas lebih dari setengah tahun ini usai turun menjadi USD5,1 miliar atau setara Rp80,5 triliun. Foto/Dok Forbes
A A A
BEIJING - Kekayaan miliarder asal China , Richard Liu terpangkas lebih dari setengah tahun ini usai turun menjadi USD5,1 miliar atau setara Rp80,5 triliun (Kurs Rp15.793 per USD). Situs e-commerce yang ia dirikan dan jalankan sebagai chairman yakni JD.com, sedang berjuang untuk mengubah strateginya.



E-commerce asal China itu kini menjual lebih banyak produk diskon di tengah pemulihan ekonomi China, dan analis mengatakan, perubahan haluan masih belum terlihat.

Saham perusahaan terpantau jatuh semakin dalam sekitar 60% di Nasdaq sejak memuncak pada Januari. Di Hong Kong, saham JD.com juga merosot dengan tingkat yang sama ke rekor terendah, menjadikan JD.com sebagai pemain terburuk dalam Indeks Teknologi Hang Seng sepanjang tahun ini.



Analis mengungkapkan, perusahaan yang berbasis di Beijing tersebut, saat ini sedang berjuang untuk menerapkan strategi berbiaya rendah yang diuraikan Liu pada bulan Februari.

Saat itu sang maestro telah berjanji untuk menginvestasikan lebih dari USD1 miliar dalam bentuk subsidi untuk memenangkan hati pembeli. Dimana secara efektif yang dilakukan adalah membuat harga lebih rendah yang menjadi inti dari strateginya.

Perusahaan saat ini tertinggal di belakang pesaingnya termasuk Alibaba dan PDD Holdings, ketika mereka datang untuk menarik pedagang dan distributor yang menjual barang-barang murah, menurut catatan penelitian 16 Oktober oleh analis Morningstar Chelsey Tam.

"Ditambah manajemen masih ingin melindungi margin, yang berarti pemotongan harga tidak seagresif yang dilakukan oleh saingan," ucap Wang Xiaoyan, seorang analis yang berbasis di Shanghai untuk perusahaan riset 86Research.

"Menyukseskan transisi untuk model harga lebih murah membutuhkan banyak investasi dan komitmen kuat manajemen terhadap perang harga," kata Wang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2330 seconds (0.1#10.140)