Ekonomi Korsel Tetap Stabil Meski Sensitif Diguncang Harga Minyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan bertahan stabil didukung pulihnya ekspor di saat bank sentral mempertahankan kebijakan moneter yang ketat dari berbagai macam risiko.
Berdasarkan data Bank of Korea (BOK) Produk Domestik Bruto (PDB) naik 0,6% dalam tiga bulan hingga akhir September dari kuartal sebelumnya.
Menyitir The Straits Times, para ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan ekspansi 0,5% setelah pertumbuhan mencapai 0,6% dalam tiga bulan termasuk bulan Juni. Momentum dalam perdagangan mungkin akan meningkat pada Oktober-Desember.
Ekspor awal kembali tumbuh untuk pertama kali lebih dari satu tahun terakhir dalam 20 hari pertama bulan Oktober, mengindikasikan kembalinya permintaan eksternal yang dapat membantu mempertahankan dampak positif pada PDB yang timbul dari ekspor bersih.
Harga semikonduktor mulai mencapai titik terendah, memicu harapan bahwa bangkitnya permintaan teknologi global akan kembali mendorong ekspor Korea Selatan. SK Hynix, produsen chip terbesar kedua di Korea Selatan melaporkan penjualan kuartal III 2023 taregt dan mengatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan investasi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Ekonomi Korsel sangat sensitif terhadap perubahan harga minyak. Pihak berwenang Korea Selatan menghadapi segudang risiko, mulai dari potensi dampak konflik Israel-Hamas hingga persaingan geopolitik yang membara antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Gubernur BOK Rhee Chang-yong optimitistis ekonomi akan tumbuh sekitar 1,4% pada tahun 2023 seperti yang diperkirakan, tetapi ia mencatat minggu ini bahwa gejolak di Timur Tengah dapat memaksa bank untuk merombak proyeksi pertumbuhan 2,2% untuk tahun 2024.
"Jika konflik berlanjut hingga tahun depan, hal ini dapat meningkatkan inflasi, mengurangi pembelian konsumen dan juga pertumbuhan," kata kepala ekonom KB Kookmin Bank, Chang Jaechul.
"Masih terlalu dini untuk memasukkan hal ini ke dalam prospek ekonomi. Untuk saat ini, pertumbuhan kuartal ketiga tidak terlalu buruk."
Berdasarkan data Bank of Korea (BOK) Produk Domestik Bruto (PDB) naik 0,6% dalam tiga bulan hingga akhir September dari kuartal sebelumnya.
Menyitir The Straits Times, para ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan ekspansi 0,5% setelah pertumbuhan mencapai 0,6% dalam tiga bulan termasuk bulan Juni. Momentum dalam perdagangan mungkin akan meningkat pada Oktober-Desember.
Ekspor awal kembali tumbuh untuk pertama kali lebih dari satu tahun terakhir dalam 20 hari pertama bulan Oktober, mengindikasikan kembalinya permintaan eksternal yang dapat membantu mempertahankan dampak positif pada PDB yang timbul dari ekspor bersih.
Harga semikonduktor mulai mencapai titik terendah, memicu harapan bahwa bangkitnya permintaan teknologi global akan kembali mendorong ekspor Korea Selatan. SK Hynix, produsen chip terbesar kedua di Korea Selatan melaporkan penjualan kuartal III 2023 taregt dan mengatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan investasi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Ekonomi Korsel sangat sensitif terhadap perubahan harga minyak. Pihak berwenang Korea Selatan menghadapi segudang risiko, mulai dari potensi dampak konflik Israel-Hamas hingga persaingan geopolitik yang membara antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Gubernur BOK Rhee Chang-yong optimitistis ekonomi akan tumbuh sekitar 1,4% pada tahun 2023 seperti yang diperkirakan, tetapi ia mencatat minggu ini bahwa gejolak di Timur Tengah dapat memaksa bank untuk merombak proyeksi pertumbuhan 2,2% untuk tahun 2024.
"Jika konflik berlanjut hingga tahun depan, hal ini dapat meningkatkan inflasi, mengurangi pembelian konsumen dan juga pertumbuhan," kata kepala ekonom KB Kookmin Bank, Chang Jaechul.
"Masih terlalu dini untuk memasukkan hal ini ke dalam prospek ekonomi. Untuk saat ini, pertumbuhan kuartal ketiga tidak terlalu buruk."