Berdayakan Pengrajin Lokal, Bisnis Sepatu Mamaky Bantu UMKM
loading...
A
A
A
Selama pandemi, Mamaky Eky dan suaminya memutuskan untuk membuka grosir dan jasa maklon. Mereka berhasil melibatkan puluhan pengrajin lokal di Bogor, menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat sekitar.
"Sedih rasanya jika mendengar para pengrajin yang sudah berusia lanjut bercerita, jika anak-anak mereka sudah jarang yang antusias untuk melanjutkan profesi orang tuanya sebagai pengrajin sepatu. Anak-anak muda lebih memilih mencari pekerjaan sebagai karyawan minimarket atau pekerjaan lain di luar kota, karena pekerjaan ini dianggap tidak menjanjikan. Padahal dari tangan-tangan mereka bisa lahir karya-karya yang mengagumkan," lanjut Mamaky Eky.
Selain itu, mereka ingin membantu UMKM yang ingin memulai usaha sandal atau sepatu dengan merek mereka sendiri.
"Mereka bisa maklon dengan kuantiti yang sangat minim plus difasilitasi cargo termurah sampai pelosok Indonesia, sehingga dari segi modal usaha akan semakin kompetitif. Mengingat kendala para pebisnis yang berdomisili di luar pulau jawa adalah menemukan supplier yang mau memfasilitasi cargo darat, laut maupun udara. Terkadang mereka urung hanya karena ongkos kirim yang tidak sepadan dengan harga produk," tutur Mamaky Eky antusias.
Hingga saat ini, Mamaky Eky dan suaminya telah memproduksi sepatu untuk ratusan merek, baik toko online maupun toko fisik, dari Aceh hingga Papua, bahkan beberapa kali mereka memproduksi untuk merek asal Malaysia, Timor Leste, dan Brunei Darussalam.
Misinya jelas, keduanya ingin terus memberdayakan pengrajin lokal, membuka bengkel produksi skala industri, dan terus memperluas pasar mereka. Kesuksesan Mamaky Eky menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan keberanian, siapa pun dapat mencapai sukses dalam dunia bisnis.
"Prinsip kami setelah bertahun-tahun menekuni dunia bisnis adalah bagaimana sebuah bisnis tidak hanya menguntungkan atau profitable tapi bisa bermanfaat bagi banyak orang," tutup Mamaky Eky.
"Sedih rasanya jika mendengar para pengrajin yang sudah berusia lanjut bercerita, jika anak-anak mereka sudah jarang yang antusias untuk melanjutkan profesi orang tuanya sebagai pengrajin sepatu. Anak-anak muda lebih memilih mencari pekerjaan sebagai karyawan minimarket atau pekerjaan lain di luar kota, karena pekerjaan ini dianggap tidak menjanjikan. Padahal dari tangan-tangan mereka bisa lahir karya-karya yang mengagumkan," lanjut Mamaky Eky.
Selain itu, mereka ingin membantu UMKM yang ingin memulai usaha sandal atau sepatu dengan merek mereka sendiri.
"Mereka bisa maklon dengan kuantiti yang sangat minim plus difasilitasi cargo termurah sampai pelosok Indonesia, sehingga dari segi modal usaha akan semakin kompetitif. Mengingat kendala para pebisnis yang berdomisili di luar pulau jawa adalah menemukan supplier yang mau memfasilitasi cargo darat, laut maupun udara. Terkadang mereka urung hanya karena ongkos kirim yang tidak sepadan dengan harga produk," tutur Mamaky Eky antusias.
Hingga saat ini, Mamaky Eky dan suaminya telah memproduksi sepatu untuk ratusan merek, baik toko online maupun toko fisik, dari Aceh hingga Papua, bahkan beberapa kali mereka memproduksi untuk merek asal Malaysia, Timor Leste, dan Brunei Darussalam.
Misinya jelas, keduanya ingin terus memberdayakan pengrajin lokal, membuka bengkel produksi skala industri, dan terus memperluas pasar mereka. Kesuksesan Mamaky Eky menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan keberanian, siapa pun dapat mencapai sukses dalam dunia bisnis.
"Prinsip kami setelah bertahun-tahun menekuni dunia bisnis adalah bagaimana sebuah bisnis tidak hanya menguntungkan atau profitable tapi bisa bermanfaat bagi banyak orang," tutup Mamaky Eky.
(akr)