Ekonomi Minus, Menkeu Pastikan Keuangan Nasional Kuartal II Masih Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut sistem keuangan nasional pada kuartal II (April-Juni 2020) dalam kondisi normal meski Covid-19 sangat berdampak pada kegiatan perekonomian.
"Komite Stabilitas Sistem Keuangan melihat bahwa stabilitas sistem keuangan pada kuartal kedua April-Juni dalam kondisi normal meski kewaspadaan terus ditingkatkan," kata Sri Mulyani pada konferensi pers KSSK yang disiarkan secara daring, Rabu (5/8/2020).
Akibat pandemik ini, Menkeu menyebut berbagai lembaga internasional melakukan koreksi pertumbuhan ekonomi global secara sangat tajam. Seperti IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global minus 4,9%. Lalu Bank Dunia yang menyebut pertumbuhan ekonomi global minus 5,2%. (Baca juga: Pedagang Pasar Tak Heran Ekonomi RI Minus 5,32%, Ini Sebabnya )
"OECD memproyeksikan dalam rentang antara minus 7,6% dan minus 6%. Dan ini lebih diakibatkan oleh adanya ketidakpastian apakah akan ada second wave (gelombang kedua Covid-19)," jelasnya.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sudah terlihat menurun sejak kuartal I. Ini disebabkan pada kuartal I ekonomi terbesar di dunia yaitu China mengalami kontraksi sangat tajam minus 6,8%. (Baca juga: TikTok Dipaksa Jual, China Pamer 'Anak Selingkuhan' Harley Davidson )
"Dan itu pengaruh ke pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana mitra dagang dan investasi sangat dipengaruhi kondisi ekonomi global dan regional termasuk ekonomi RRT yang lambat secara drastis akibat Covid-19," tandasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
"Komite Stabilitas Sistem Keuangan melihat bahwa stabilitas sistem keuangan pada kuartal kedua April-Juni dalam kondisi normal meski kewaspadaan terus ditingkatkan," kata Sri Mulyani pada konferensi pers KSSK yang disiarkan secara daring, Rabu (5/8/2020).
Akibat pandemik ini, Menkeu menyebut berbagai lembaga internasional melakukan koreksi pertumbuhan ekonomi global secara sangat tajam. Seperti IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global minus 4,9%. Lalu Bank Dunia yang menyebut pertumbuhan ekonomi global minus 5,2%. (Baca juga: Pedagang Pasar Tak Heran Ekonomi RI Minus 5,32%, Ini Sebabnya )
"OECD memproyeksikan dalam rentang antara minus 7,6% dan minus 6%. Dan ini lebih diakibatkan oleh adanya ketidakpastian apakah akan ada second wave (gelombang kedua Covid-19)," jelasnya.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sudah terlihat menurun sejak kuartal I. Ini disebabkan pada kuartal I ekonomi terbesar di dunia yaitu China mengalami kontraksi sangat tajam minus 6,8%. (Baca juga: TikTok Dipaksa Jual, China Pamer 'Anak Selingkuhan' Harley Davidson )
"Dan itu pengaruh ke pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana mitra dagang dan investasi sangat dipengaruhi kondisi ekonomi global dan regional termasuk ekonomi RRT yang lambat secara drastis akibat Covid-19," tandasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(ind)