Lippo Topping Off Dua Tower Meikarta Senilai Rp1 Triliun

Minggu, 29 Oktober 2017 - 16:28 WIB
Lippo Topping Off Dua Tower Meikarta Senilai Rp1 Triliun
Lippo Topping Off Dua Tower Meikarta Senilai Rp1 Triliun
A A A
BEKASI - Kelompok usaha nasional Lippo Group melaksanakan Topping Off (pemasangan atap) dua tower pertama Meikarta di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Dua tower ini merupakan gedung tertinggi di Koridor Bekasi-Cikampek, atau koridor timur DKI Jakarta.

Bahkan, tower tersebut merupakan dua tower pertama dari lebih dua ratus tower di Meikarta yang sedang dan akan dibangun dalam beberapa tahun ke depan. Dua tower senilai Rp1 triliun itu dibangun dengan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor 503/096/B/BPMPPT.

Letak Dua tower ini berada di Meikarta Central Business District (pusat kawasan bisnis). Topping Off ini merupakan bentuk awal dimulainya pembangunan Kota Baru Meikarta. "Topping Off ini merupakan bentuk komitmen kami kepada para pembeli," ujar Presiden Meikarta, Ketut Budi Wijaya, di Bekasi, Minggu (29/10/2017).

Pihaknya membangun Meikarta ini dengan kecepatan tinggi. Setelah Topping Off dua tower ini, akan dilanjutkan dengan pembangunan tower-tower berikutnya, sesuai master plan yang ada. Ke depan, lima puluh gedung sudah akan mulai siap dihuni pada Desember 2018.

"Ke depan Meikarta diharapkan dan diperkirakan akan menjadi bagian dari solusi kemacetan, kepadatan dan tekanan sosial lainnya dari Ibu Kota Jakarta. Meikarta dikelola dengan prinsip visi keberanian, pengelolaan solid, kecepatan dan sistem keuangan yang sehat," katanya.

Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga menambahkan, dalam industri properti nasional, pembangunan Meikarta diharapkan mampu memberikan dorongan kepada industri properti nasional yang dalam beberap tahun mengalami perlambatan.

Hal itu, kata dia, mengutip data dari Industri Property Watch menunjukkan bahwa kuartal I/2017, pertumbuhan industri properti naik 5,7% dibanding periode sama 2016 yang minus 24%. "Dengan hadirnya Meikarta, kami yakin akan memberikan stimulus untuk industri properti," ungkapnya.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menuturkan, pihaknya menyambut positif kehadiran Meikarta. Sebab pembangunan koridor ekonomi dan industri sangat tergantung pada dukungan infrastruktur perumahan, sekolah, rumah sakit, mal, dan rekreasi.

"Tidak ada yang mau bangun pabrik dan berinvestasi jika tidak ada dukungannya. Karena itulah Cikampek macet. Meikarta telah membangun semangat kewiraswastaan kita semua. Patut didukung. Bahkan kita butuh seratus Meikarta di seluruh bangsa," katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Syarif Burhanuddin menambahkan, pemerintah sangat terbantu oleh keberadaan hunian terpadu yang dibangun pihak swasta, seperti Meikarta yang dihadirkan pihak Lippo.

"Kalau ada pengembang yang mau menyediakan hunian terjangkau, lengkap dengan segala fasilitas dan infrastrukturnya, ini bagus sekali," tambahnya.

Seharusnya, kata dia, jadi bagian dari program kebijakan pemerintah, karena mendukung program pemerintah.

Topping Off dua tower di Meikarta CBD senilai Rp1 triliun langsung dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang didampingi ‎CEO Lippo Group James Riady, Presiden Meikarta, Ketut Budi Wijaya, Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie‎, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Luhut mengatakn, perizinan Meikarta sudah beres dan tidak bermasalah. Dengan demikian, tidak perlu ada lagi pihak-pihak yang mempersoalkan perizinan Meikarta. Pembangunan kota mandiri Meikarta juga menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Dia meminta masyarakat tidak berpikir negatif terhadap suatu perubahan, seperti yang dilakukan Lippo Group dalam membangun kawasan Kota Mandiri Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi. "Bangsa ini jangan cepat putus asa. Pak James mempertaruhkan reputasinya selama 67 tahun," kata Luhut.

Untuk itu, kawasan ini menciptakan kesempatan kerja, hampir 90% anak bangsa bekerja di Meikarta. Bahkan, Luhut tertarik dengan informasi harga hunian yang ditawarkan Meikarta. Dengan luas sekitar 23 meter persegi (tipe studio), hunian di Meikarta dipasarkan dengan harga Rp127 juta.

"Dengan cost hampir sama dengan rumah murah yang dibangun pemerintah, kenapa Lippo bisa bikin murah, kita (pemerintah pusat) tak bisa?" tegasnya.

Dalam waktu dekat, Luhut akan menggelar rapat dengan menteri dan melaporkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo. Rapat tersebut terkait untuk mengupayakan pembangunan hunian murah yang kualitas dan kenyamanannya sama dengan tipe studio di Meikarta.

"Kita harus berpikir jauh ke depan. ‎Saya beruntung melihat ini sekarang. Saya melaporkan kepada Presiden," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2736 seconds (0.1#10.140)