Kemendag Akan Bentuk Tim Kampanye Positif Sawit Indonesia

Kamis, 06 Agustus 2020 - 22:32 WIB
loading...
Kemendag Akan Bentuk Tim Kampanye Positif Sawit Indonesia
Kemendag akan menyiapkan tim khusus untuk menangani serangan isu negatif terhadap sawit di pasar internasional. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan siap mendukung industri sawit nasional. Salah satunya dengan cara menangkal kampanye negatif terhadap sawit di dunia internasional.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, diperlukan sinergi yang lebih kuat antara para pemangku kepentingan kelapa sawit Indonesia di tengah berbagai macam serangan, khususnya dari Uni Eropa . Menurut prediksi Kemendag, serangan itu akan makin sistematis dengan menyasar semua aspek. Pada waktu yang lalu, serangan terhadap sawit berkisar pada dampak ekologis dan sosiologis.

(Baca Juga: Atasi Diskriminasi Sawit, Wamendag Intensifkan Diplomasi dan Kampanye)

"Saat ini, serangan mulai menyasar aspek yang lebih pribadi yaitu, aspek kesehatan. Kampanye negatif yang dimunculkan adalah produk sawit menyebabkan berbagai macam penyakit. Meskipun saat ini belum ada larangan medis terhadap produk sawit, tetapi kampanye kencang terhadap hal itu sudah lama dirasakan," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).

Penegasana itu disampaikan Mendag saat menerima audiensi pengusaha sawit secara virtual, Rabu (5/8). Dalam acara itu, hadir sejumlah pejabat lintas kementerian untuk membahas tantangan industri sawit di masa depan.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menghendaki implementasi yang lebih konkret. Menurutnya, perlu ada sebuah tim khusus yang melibatkan pemerintah dan pengusaha untuk isu-isu sawit.

(Baca Juga: Lawan Kampanye Hitam, Komunikasi Sawit Perlu Lebih Sinergis)

"Kita sudah lama tahu masalahnya ada di mana. Yang kita perlukan sekarang adalah solusi konkret. Kita ingin yang implementatif dan terarah. Mari bentuk satu tim khusus dimana kita bisa bicara dan merencanakan apa yang harus kita lakukan dan bagaimana melakukannya," katanya.

Tim itu rencananya akan diinisiasi oleh Kemendag yang merupakan leading institution dalam diplomasi perdagangan dalam konflik-konflik kelapa sawit. Wamendag sendiri menekankan pentingnya kinerja yang saling mendukung antara diplomasi dan kampanye positif sawit.

"Jadi keduanya tidak terpisahkan. Diplomasi tidak akan berjalan seperti yang kita harapkan tanpa ada argumen yang kuat. Nah, argumen itu harus kita bangun melalui kampanye wacana baik secara akademis, medis, sosiologis dan lain-lain. Intinya kita harus punya argumen dan kontra wacana yang baik agar bisa berdiplomasi secara efektif," tuturnya.

Para pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu menyambut baik keinginan Kemendag. Komisaris Wilmar Tumanggor mengatakan, pengusaha siap mendukung rencana itu. Menurutnya, industri kelapa sawit merasakan dampak dari diskriminasi oleh Uni Eropa dan perlu diambil tindakan bersama untuk melawannya.

Baik para pejabat kementerian dan Lembaga maupun pengusaha yang hadir sepakat bahwa industri kelapa sawit perlu perbaikan dalam tata kelola isu maupun tata kelola industrinya. Keduanya diharapkan berjalan beriringan.

"Kita ingin agar industri kelapa sawit kita makin ramah lingkungan dan makin menyejahterakan rakyat. Untuk itu kita terus memperbaiki tata kelola Bersama dengan kementerian lain seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tetapi kita juga harus melihat dari perspektif ekonomi politik bahwa isu sawit bukan semata-mata soal ekologi dan sosiologi tetapi tentu berkaitan kepentingan ekonomi dan politik. Karena itu solusi untuk keduanya berjalan beriringan," tandas Jerry.

(Baca Juga: Genjot Ekspor Sawit, Pemerintah Harus Giat Promosi)

Kesepakatan pengusaha dan pemerintah itu dipandang sebagai titik tolak penting untuk menjalin koordinasi dan kepercayaan antarkeduanya. Dalam pandangan Wamendag, masing-masing pihak punya pekerjaan rumah masing-masing tetapi juga punya PR Bersama. Melalui tim itu diharapkan masalah-masalah yang terjadi bisa diselesaikan.

"Pemerintah mendukung keinginan pengusaha dan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pengusaha, bisa mendukung upaya pemerintah. Yang diperlukan sebenarnya adalah makin kuatnya saling percaya itu," tegas Jerry.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)