Pemanfaatan Riset Bisa Bikin Pendapatan PTPN Group Tembus Rp100 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN terus mendorong perusahaan pelat merah mengembangkan bisnis dengan berbagai strategi. Salah satunya dengan riset-riset yang inovatif seperti yang dilakukan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bersama dengan anak usahanya, yakni PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).
“Kita yakin bahwa riset perkebunan ini akan bermanfaat untuk kita semua,” kata Rachman Ferry Isfianto, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, dikutip Rabu (22/11/2023).
Ferry juga menambahkan bahwa perusahaan perkebunan Indonesia harus bisa menjadi prime mover perekonomian bangsa. Apalagi dengan adanya SupportingCo, PalmCo, dan SugarCo, sehingga bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan bisa dimanfaatkan oleh seluruh PTPN.
"Sehingga, yang tadinya revenue PTPN Rp50 triliun, bukan tidak mungkin 3-4 tahun lagi, saya bermimpi sudah mencapai Rp100 triliun, dan menjadi perusahaan global,” imbuh Ferry.
Ferry berharap, dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan manajemen perusahaan, performa PTPN Group ke depan bisa terus meningkat dan tumbuh berkelanjutan.
“Kita punya tantangan untuk membuka lahan baru sebagai food estate, dan ini bagian dari yang dulunya hutan. Oleh karena itu, terus tingkatkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan dari inti bisnis PTPN,” imbuhnya.
PTPN III bersama RPN menggelar ekspose hasil riset dan meluncurkan sejumlah produk unggulan, di Gedung Agro Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa lalu (21/11/2023). Agenda tersebut dilaksanakan guna memaparkan progres kemajuan atas 17 riset RPN yang telah mendapat pendanaan dari Holding Perkebunan Nusantara pada periode 2022-2023.
RPN juga meluncurkan produk teknologi Nusaklim (sistem monitoring iklim berbasis web), NusaGIS, sebagai platform penyedia teknologi terkini digitalisasi perkebunan dan pertanian, serta OPA (Oil Palm Assistant).
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjadikan riset dan inovasi sebagai tulang punggung pengembangan perusahaan.
“Kita yakin bahwa riset perkebunan ini akan bermanfaat untuk kita semua,” kata Rachman Ferry Isfianto, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, dikutip Rabu (22/11/2023).
Ferry juga menambahkan bahwa perusahaan perkebunan Indonesia harus bisa menjadi prime mover perekonomian bangsa. Apalagi dengan adanya SupportingCo, PalmCo, dan SugarCo, sehingga bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan bisa dimanfaatkan oleh seluruh PTPN.
"Sehingga, yang tadinya revenue PTPN Rp50 triliun, bukan tidak mungkin 3-4 tahun lagi, saya bermimpi sudah mencapai Rp100 triliun, dan menjadi perusahaan global,” imbuh Ferry.
Ferry berharap, dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan manajemen perusahaan, performa PTPN Group ke depan bisa terus meningkat dan tumbuh berkelanjutan.
“Kita punya tantangan untuk membuka lahan baru sebagai food estate, dan ini bagian dari yang dulunya hutan. Oleh karena itu, terus tingkatkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan dari inti bisnis PTPN,” imbuhnya.
PTPN III bersama RPN menggelar ekspose hasil riset dan meluncurkan sejumlah produk unggulan, di Gedung Agro Plaza, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa lalu (21/11/2023). Agenda tersebut dilaksanakan guna memaparkan progres kemajuan atas 17 riset RPN yang telah mendapat pendanaan dari Holding Perkebunan Nusantara pada periode 2022-2023.
RPN juga meluncurkan produk teknologi Nusaklim (sistem monitoring iklim berbasis web), NusaGIS, sebagai platform penyedia teknologi terkini digitalisasi perkebunan dan pertanian, serta OPA (Oil Palm Assistant).
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjadikan riset dan inovasi sebagai tulang punggung pengembangan perusahaan.