Fiat Chrysler Automobiles, Bangkit di Tengah Krisis

Jum'at, 24 November 2017 - 15:45 WIB
Fiat Chrysler Automobiles, Bangkit di Tengah Krisis
Fiat Chrysler Automobiles, Bangkit di Tengah Krisis
A A A
PROSPEK industri automotif di Eropa dan Amerika Utara sempat diramalkan bakal kelam. Namun, tantangan itu mampu dijawab Fiat Automobiles S.p.A. dan Chrysler yang melebur menjadi Fiat Chrysler Automobiles pada 2014.
Tak hanya bertahan, mereka bahkan berhasil meraup laba bersih 1,814 miliar euro dalam setahun. Sebelum 2010 sejumlah kepala negara di Eropa dan Amerika Utara menunjukkan antusiasme positif terhadap dunia automotif setelah dilanda krisis keuangan. Pada 2011 Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengajak semua pihak, termasuk sektor industri untuk ikut memulihkan ekonomi negara yang rapuh.
Sebulan kemudian Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron juga memberikan respons yang sama. Dia menyambut hangat investasi senilai 100 juta poundsterling dari perusahaan automotif Jepang yang diharapkan dapat menggeliatkan ekonomi. "Sektor automotif akan memimpin ekonomi di negara kami," ujarnya, dilansir gov.uk.
Secara konvensional, biaya manufaktur di kawasan dengan ekonomi matang sangat tinggi. Produksi akhirnya dilakukan di China untuk pasar Eropa dan Meksiko untuk pasar AS. Namun, dengan adanya tuntutan kenaikan gaji di China dan sistem proteksionisme di negara Barat, industri automotif seakan sedang terkungkung.
Situasi ini menurunkan optimisme. Fiat dan Chrysler juga sempat pusing tujuh keliling. Chrysler bahkan melakukan restrukturisasi, termasuk pemotongan gaji karena keuntungan merosot tajam. Sama seperti Chrysler, Fiat juga terpaksa memangkas biaya pengeluaran. Konsekuensinya, kualitas produk yang dihasilkan menurun.
Pada abad ke-20 Fiat sempat terancam jatuh bangkrut pada 2004. Namun, CEO baru Sergio Marchionne berhasil menyelamatkannya. Pada waktu yang sama Chrysler juga tidak mampu mencatat penjualan gemilang. Dengan teknologi yang menua, aturan yang kian ketat, dan pasar yang menurun, Chrysler juga hampir tenggelam.
Krisis pada 2008 makin membuat Chrysler kewalahan. Pemerintah AS menyatakan Chrysler tidak akan lagi mampu berdiri sendiri. Perusahaan automotif itu harus dipaksa "dikawinkan". Fiat yang juga berjuang di tengah pasar Eropa yang tidak menentu dianggap sebagai mitra ideal bagi Chrysler karena memiliki modal kuat. Masyarakat secara umum skeptis de ngan penjodohan itu. Mereka menilai kebangkrutan ini akan sulit dihindari sehingga peleburan hanya akan membuat dampak kebangkrutan kian meluas.
Ketakutan itu bukan tanpa alasan. Sebagai pabrik truk, pasar Chrysler sangat terbatas. Regulasi yang ketat kian mencekik Chrysler. Fiat dan Chrysler akhirnya melakukan negosiasi dan memutuskan melebur untuk bertahan di tengah tantangan yang ada. Dengan sistem kerja yang efektif, setiap material dituntut dapat terpakai secara maksimal. Setiap tim diorganisasi dan dirotasi secara berkala serta diberi target yang sangat rinci.
Skill mereka amat tinggi. Kelahiran Fiat Chrysler berhasil menepis keraguan publik. Mereka menjadi perusahaan multinasional yang kuat. Fiat terkenal dengan teknologi mesinnya yang kecil dan efisien. Kelebihan itu telah menutupi kekurangan Chrysler yang menghambatnya melakukan revolusi. Mereka juga menerapkan strategi pemasaran yang sama. Sebaliknya, Chrysler memiliki jaringan internasional yang diperlukan Fiat untuk melebarkan sayap bisnis ke luar Eropa.
Sesuai kesepakatan, Pemerintah AS juga berjanji akan membayar semua utang Chrysler. Pada titik ini Fiat dapat memiliki saham Chrysler hingga 35%. Hal itu bergantung kepada kemam puan Fiat mencapai target. Model baru pun diluncurkan. Jeep Grand Cherokee menjadi tumpuan awal kesuksesan Fiat Chrysler di pasar AS. Capaian itu meningkatkan kredibilitas perusahaan yang bersemangat mengubah haluan.
Dalam waktu setahun, Fiat akhirnya mampu menguasai Chrysler, sebagian sahamnya dibeli melalui uang pinjaman dari bank. Fiat Chrysler berambisi melakukan ekspansi pemasaran produk mewah seperti mobil Jeep, Maserati, dan Alfa Romeo. Sampai saat ini perusahaan multinasional itu mampu menggaet pelanggan baru. Investasi Fiat terbayarkan berkat upaya keras mereka membangkitkan Chrysler menjadi perusahaan menguntungkan.
Fiat Chrysler mungkin tidak akan berkembang sebesar Volkswagen atau seuntung BMW. Tekanan dari dua perusahaan automotif raksasa itu justru dapat menggencet Fiat Chrysler dalam jangka panjang. Namun, di sisi lain, dengan pemimpin yang visioner, mereka diyakini akan tetap memiliki tempat di hati para pencinta automotif. Fiat Chrysler kini menjadi perusahaan industri otomotif terbesar ke delapan di dunia.
Fiat berasal dari Italia, sedangkan Chrysler dari AS. Mereka menjadikan London, Inggris, sebagai markas utama. Produk mereka meliputi Abarth, Alfa Romeo, Chrysler, Dodge, Fiat, Fiat Profesional, Maserati, Jeep, Lancia, dan Ram Truck. Pendapatan Fiat Chrysler mencapai 111,018 miliar euro pada 2016. Adapun, pendapatan operasinya mencapai 6,056 miliar euro, total asetnya 104,34 miliar euro, dan total ekuitasnya 19,35 miliar euro. Dengan adanya beberapa anak perusahaan, termasuk media cetak, total karyawannya mencapai 225.567 orang.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2296 seconds (0.1#10.140)