Tak Kuat Diboikot, Starbucks dan H&M Dilaporkan Bakal Tutup Gerai di Maroko

Minggu, 03 Desember 2023 - 19:12 WIB
loading...
Tak Kuat Diboikot, Starbucks dan H&M Dilaporkan Bakal Tutup Gerai di Maroko
Media lokal Maroko melaporkan Starbucks dan H&M bakal tutup permanen di negara tersebut. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Gerai Starbucks dan H&M di Maroko dilaporkan akan tutup secara permanen sebelum akhir tahun 2023. Media lokal Maroc Hebdo melansir, keputusan itu terkait dengan rendahnya permintaan akibat kampanye boikot terhadap perusahaan.

"Menurut informasi yang dapat dipercaya, dua merek besar global, terutama merek pakaian siap pakai asal Swedia, H&M dan jaringan kopi bergengsi Amerika, Starbucks, akan meninggalkan Maroko mulai 15 Desember," tulis media Maroko tersebut seperti dikutip Newarab.com, Jumat (1/12) lalu.



Pengumuman tersebut dilaporkan telah menciptakan suasana "kecemasan dalam lingkaran ekonomi di Casablanca" karena kedua merek tersebut mempekerjakan ratusan warga Maroko. The New Arab yang telah menghubungi waralaba Al-Shaya di Maroko untuk mendapatkan konfirmasi belum memperoleh tanggapan hingga berita ini diterbitkan.

Sementara, ketika berbicara kepada beberapa karyawan di toko-toko perusahaan tersebut, The New Arab menyebutkan bahwa para karyawan tidak mengetahui mengenai laporan tersebut. Namun, para karyawan menyadari bahwa toko-toko mereka sedang mengalami kesulitan keuangan akibat lesunya penjualan.

"Ini akan menjadi bencana, kami memiliki lebih dari 100 karyawan. Ke mana kami akan pergi setelahnya? Mudah-mudahan laporan itu tidak benar," kata seorang pekerja di toko Starbucks di Maroko kepada The New Arab.



Starbucks memiliki 18 lokasi di Maroko, sementara H&M sejauh ini baru membuka empat toko di negara Afrika Utara. Dimiliki anak perusahaan dari raksasa waralaba Kuwait Al Shaya, kedua merek tersebut menanggung beban terbesar dari kampanye boikot yang menargetkan merek-merek dan toko-toko Barat yang dituding mendukung perang Israel di Gaza.

Toko waralaba Al Shaya di Afrika Utara mengalami kesulitan sejak pandemi. Pada bulan Desember 2022, grup ini menurunkan modalnya dari 142 juta dirham (sekitar USD15 juta) menjadi 65 juta dirham (USD7 juta). Toko yang disponsori Al Shaya, seperti Pinkberry, Mothercare, Next, dan Payless, sebelumnya telah meninggalkan pasar Maroko karena kinerja yang buruk.

Melalui media sosial, sejumlah warga Maroko merayakan berita tersebut sebagai kemenangan kampanye boikot pro-Palestina. Pada saat yang sama, pihak lain mempertanyakan masa depan ribuan pekerja yang akan diberhentikan jika benar-benar terjadi penutupan.

(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)