Kembangkan Bisnis Baru, Pupuk Indonesia Mulai Bangun Pabrik Clean Ammonia di 2026

Jum'at, 08 Desember 2023 - 15:57 WIB
loading...
Kembangkan Bisnis Baru, Pupuk Indonesia Mulai Bangun Pabrik Clean Ammonia di 2026
Adapun tujuan utama pengembangan clean ammonia, lanjutnya, adalah untuk mewujudkan industri pupuk dan kimia yang rendah karbon. Foto/Dok
A A A
DUBAI - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi mendukung komitmen global dalam Konferensi Tingkat Tinggi PBB untuk mengurangi emisi karbon dunia atau 28th Conference of Parties (COP28). Hal tersebut disampaikan Rahmad pada sesi diskusi dengan tema Clean Ammonia di Pavilion Indonesia, Dubai, Selasa (5/12/2023).



Rahmad mengungkapkan, bahwa Pupuk Indonesia saat ini adalah pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Pupuk Indonesia menguasai 4% produksi amonia global atau sekitar tujuh juta ton per tahun, yang seluruhnya adalah grey ammonia atau masih menghasilkan emisi karbon .

“Sehingga aspirasi kami saat ini adalah melakukan dekarbonisasi bisnis eksisting, dan pada saat yang bersamaan mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia,” jelas Rahmad.



Adapun tujuan utama pengembangan clean ammonia, lanjutnya, adalah untuk mewujudkan industri pupuk dan kimia yang rendah karbon. Sejalan dengan komitmen global, Rahmad menyebutkan Pupuk Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon secara nyata, yaitu sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton pada tahun 2023.

“Penurunan ini berasal dari optimalisasi dan efisiensi konsumsi energi, utilisasi renewable energy, co-firing bio massa, solusi berbasis alam, hingga revitalisasi sejumlah pabrik pupuk,” tambah Rahmad.

Sejalan dengan inisiatif tersebut, maka ke depan Pupuk Indonesia akan mengembangkan amonia yang lebih rendah dan bahkan nol emisi karbon. Adapun amonia bersih ini terdiri dari blue ammonia dan green ammonia. Serta secara jangka panjang akan mengembangkan green methanol.

Menurutnya, pengembangan clean ammonia sejalan dengan potensi Indonesia sebagai hub Carbon Capture Storage (CCS). Karena implementasi teknologi CCS di Indonesia berpotensi dapat menampung 4,3 giga ton karbon. Pupuk Indonesia juga terlibat dalam pengembangan teknologi CCS di Aceh dan Lapangan Abadi Masela.

CCS sendiri merupakan teknologi yang mampu menangkap emisi karbon di udara dan menyimpannya dalam sebuah storage. Selanjutnya emisi karbon disalurkan dan diinjeksikan ke sumur minyak dan gas tua untuk meningkatkan produksinya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)