TASPEN Mendukung Srikandi BUMN dalam Menggerakkan 'Employee Well-being' di Lingkungan BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero (TASPEN) terus meningkatkan peran perempuan dalam mengembangkan diri dan karir di perusahaan. Komitmen ini diwujudkan melalui dukungan Srikandi TASPEN dalam kegiatan 'Peringatan Hari Ibu dan Employee Well-being Concern' yang diselenggarakan oleh Srikandi BUMN di Graha Pertamina, Jakarta pada Rabu (13/12/2023).
Mengangkat tema 'Kesehatan, Kebahagiaan, dan Keseimbangan dalam Peran Perempuan', kegiatan ini mempertemukan pegawai-pegawai perempuan di lingkungan grup BUMN untuk berdiskusi mulai dari topik literasi keuangan hingga kesehatan mental. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap peran perempuan dalam membangun keluarga dan masyarakat, serta dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan pertumbuhan kinerja BUMN secara berkelanjutan. Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri kegiatan ini secara langsung didampingi oleh Deputi SDM & TI Kementerian BUMN Tedi Bharata, Ketua Forum Human Capital Indonesia Alexandra Askandar, Ketua Srikandi BUMN Tina T. Kemala Intan dan Pembina Srikandi TASPEN sekaligus Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko TASPEN Diyantini Soesilowati.
(Foto: dok TASPEN)
Erick Thohir mengatakan, BUMN dapat berubah jika banyak memiliki pemimpin perempuan. Leadership perempuan memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan BUMN saat ini. Diperlukan kebijakan untuk mendukung kepemimpinan perempuan di seluruh BUMN, seperti misalnya pemberian ilmu literasi pengelolaan keuangan dan pengetahuan mengenai mental health agar karyawati dapat lebih ringan menjalankan multiperannya sebagai istri dan ibu dalam keluarga.
"Diharapkan inisiatif employee well-being ini dapat menjadi gerakan nyata yang membawa kebaikan bagi keluarga, BUMN, berbagai instansi, bahkan untuk Indonesia pada umumnya.” ujarnya.
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri Direktur Keuangan TASPEN Rena Latsmi Puri, Direktur SDM dan TI TASPEN Ovita Susiana Rosya, Ketua BUMN Muda Soleh Ayubi, serta jajaran pejabat Kementerian dan direksi BUMN. Pada kegiatan ini, Kementerian BUMN menyampaikan inisiatif 'employee well-being' kepada seluruh Srikandi BUMN untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas agar dapat denganoptimal memimpin di BUMN. Hingga Desember 2023, jumlah pemimpin perempuan di grup BUMN tercatat mencapai 21% dari total pemimpin di BUMN.
Diyantini Soesilowati mengungkapkan bahwa TASPEN mendukung kesetaraan gender dalam kepemimpinan yang dicanangkan oleh Menteri BUMN dengan target 25%. Sejalan dengan hal tersebut, TASPEN dalam penunjukan pemimpin menitiberatkan pada kapasitas dan kapabilitas SDM yang bersangkutan.
"Saat ini, pemimpin wanita di TASPEN meliputi kepala unit kantor pusat, kantor cabang, hingga direksi, telah mencapai 25%, diantaranya ada tiga orang direksi wanita di TASPEN. TASPEN secara profesional selalu andal dalam melayani untuk memberikan layanan optimal bagi seluruh peserta TASPEN,” ucapnya.
TASPEN secara aktif menghargai peran perempuan dan secara keras menolak adanya diskriminasi gender pada seluruh penugasan dan penunjukan jabatan yang diberikan kepada pegawainya. Dalam penunjukan pemimpin, TASPEN senantiasa menerapkan sistem yang terbuka sehingga dapat menciptakan penilaian murni yang berdasarkan kapasitas dan kapabilitas pegawai tersebut tanpa melihat gender.
Mengangkat tema 'Kesehatan, Kebahagiaan, dan Keseimbangan dalam Peran Perempuan', kegiatan ini mempertemukan pegawai-pegawai perempuan di lingkungan grup BUMN untuk berdiskusi mulai dari topik literasi keuangan hingga kesehatan mental. Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap peran perempuan dalam membangun keluarga dan masyarakat, serta dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas dan pertumbuhan kinerja BUMN secara berkelanjutan. Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri kegiatan ini secara langsung didampingi oleh Deputi SDM & TI Kementerian BUMN Tedi Bharata, Ketua Forum Human Capital Indonesia Alexandra Askandar, Ketua Srikandi BUMN Tina T. Kemala Intan dan Pembina Srikandi TASPEN sekaligus Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko TASPEN Diyantini Soesilowati.
(Foto: dok TASPEN)
Erick Thohir mengatakan, BUMN dapat berubah jika banyak memiliki pemimpin perempuan. Leadership perempuan memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan BUMN saat ini. Diperlukan kebijakan untuk mendukung kepemimpinan perempuan di seluruh BUMN, seperti misalnya pemberian ilmu literasi pengelolaan keuangan dan pengetahuan mengenai mental health agar karyawati dapat lebih ringan menjalankan multiperannya sebagai istri dan ibu dalam keluarga.
"Diharapkan inisiatif employee well-being ini dapat menjadi gerakan nyata yang membawa kebaikan bagi keluarga, BUMN, berbagai instansi, bahkan untuk Indonesia pada umumnya.” ujarnya.
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri Direktur Keuangan TASPEN Rena Latsmi Puri, Direktur SDM dan TI TASPEN Ovita Susiana Rosya, Ketua BUMN Muda Soleh Ayubi, serta jajaran pejabat Kementerian dan direksi BUMN. Pada kegiatan ini, Kementerian BUMN menyampaikan inisiatif 'employee well-being' kepada seluruh Srikandi BUMN untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas agar dapat denganoptimal memimpin di BUMN. Hingga Desember 2023, jumlah pemimpin perempuan di grup BUMN tercatat mencapai 21% dari total pemimpin di BUMN.
Diyantini Soesilowati mengungkapkan bahwa TASPEN mendukung kesetaraan gender dalam kepemimpinan yang dicanangkan oleh Menteri BUMN dengan target 25%. Sejalan dengan hal tersebut, TASPEN dalam penunjukan pemimpin menitiberatkan pada kapasitas dan kapabilitas SDM yang bersangkutan.
"Saat ini, pemimpin wanita di TASPEN meliputi kepala unit kantor pusat, kantor cabang, hingga direksi, telah mencapai 25%, diantaranya ada tiga orang direksi wanita di TASPEN. TASPEN secara profesional selalu andal dalam melayani untuk memberikan layanan optimal bagi seluruh peserta TASPEN,” ucapnya.
TASPEN secara aktif menghargai peran perempuan dan secara keras menolak adanya diskriminasi gender pada seluruh penugasan dan penunjukan jabatan yang diberikan kepada pegawainya. Dalam penunjukan pemimpin, TASPEN senantiasa menerapkan sistem yang terbuka sehingga dapat menciptakan penilaian murni yang berdasarkan kapasitas dan kapabilitas pegawai tersebut tanpa melihat gender.