Cek Fakta Menarik Proyek LRT Bali, Kereta Bawah Tanah Senilai Rp9 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bali segera membangun Light Rail Transit ( LRT ) sebagai upaya mengatasi kemacetan yang kerap melanda provinsi yang hidup dari sektor pariwisata tersebut.
Dengan perekonomian Bali yang ditopang dari sektor pariwisata, kedatangan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik pada 2019 mencapai 17 juta orang.
Salah satu masalah yang dihadapi Bali adalah macet, terutama di Kabupaten Badung dan Denpasar. Bali bakal belajar dari Jakarta untuk pembangunan angkutan umum berbasis rel.
Pembangunan LRT itu sedang dalam tahap kajian dengan Pemerintah Korea Selatan atas dukungan Menteri Bappenas dan Menteri Perhubungan. Berikut sejumlah fakta menarik rencana pembangunan proyek LRT Bali.
1. Bawah Tanah
Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) mengungkapkan moda transportasi Lintas Raya Terpadu (LRT) di Bali akan dibangun di bawah tanah. Proyek tersebut direncanakan akan menggunakan jalur bawah tanah bukan menggunakan jalur rel kereta api melayang (elevated) atau sejajar dengan tanah. Hal itu lantaran di Bali tidak membolehkan bangunan lebih tinggi dari pohon kelapa.
Tahap awal proyek ini akan dibangun sepanjang 5,3 kilometer (km). Lintasan sepanjang itu akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Extended Terminal dan area parkir di Kuta Central Park. Baca Juga: Lanjutkan Proyek LRT Bali, Mayoritas Saham Dipegang Pemprov
2. Investasi
Berdasarkan laporan Bappenas, pembangunan LRT Bali ditaksir mencapai USD596,28 juta atau setara Rp9 triliun. Nilai investasi tersebut tiga kali lipat dari pembangunan normal karena dibangun jalur bawah tanah.
Adapun skema pendanaan dapat dilakukan dengan berbagai opsi, termasuk kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Dengan perekonomian Bali yang ditopang dari sektor pariwisata, kedatangan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik pada 2019 mencapai 17 juta orang.
Salah satu masalah yang dihadapi Bali adalah macet, terutama di Kabupaten Badung dan Denpasar. Bali bakal belajar dari Jakarta untuk pembangunan angkutan umum berbasis rel.
Pembangunan LRT itu sedang dalam tahap kajian dengan Pemerintah Korea Selatan atas dukungan Menteri Bappenas dan Menteri Perhubungan. Berikut sejumlah fakta menarik rencana pembangunan proyek LRT Bali.
1. Bawah Tanah
Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) mengungkapkan moda transportasi Lintas Raya Terpadu (LRT) di Bali akan dibangun di bawah tanah. Proyek tersebut direncanakan akan menggunakan jalur bawah tanah bukan menggunakan jalur rel kereta api melayang (elevated) atau sejajar dengan tanah. Hal itu lantaran di Bali tidak membolehkan bangunan lebih tinggi dari pohon kelapa.
Tahap awal proyek ini akan dibangun sepanjang 5,3 kilometer (km). Lintasan sepanjang itu akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Extended Terminal dan area parkir di Kuta Central Park. Baca Juga: Lanjutkan Proyek LRT Bali, Mayoritas Saham Dipegang Pemprov
2. Investasi
Berdasarkan laporan Bappenas, pembangunan LRT Bali ditaksir mencapai USD596,28 juta atau setara Rp9 triliun. Nilai investasi tersebut tiga kali lipat dari pembangunan normal karena dibangun jalur bawah tanah.
Adapun skema pendanaan dapat dilakukan dengan berbagai opsi, termasuk kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).