Cek Fakta Menarik Proyek LRT Bali, Kereta Bawah Tanah Senilai Rp9 Triliun

Sabtu, 23 Desember 2023 - 07:19 WIB
loading...
Cek Fakta Menarik Proyek LRT Bali, Kereta Bawah Tanah Senilai Rp9 Triliun
Bali segera membangun Light Rail Transit (LRT) sebagai upaya mengatasi kemacetan. Cek fakta menarik rencana pembangunan proyek LRT Bali. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bali segera membangun Light Rail Transit ( LRT ) sebagai upaya mengatasi kemacetan yang kerap melanda provinsi yang hidup dari sektor pariwisata tersebut.

Dengan perekonomian Bali yang ditopang dari sektor pariwisata, kedatangan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik pada 2019 mencapai 17 juta orang.

Salah satu masalah yang dihadapi Bali adalah macet, terutama di Kabupaten Badung dan Denpasar. Bali bakal belajar dari Jakarta untuk pembangunan angkutan umum berbasis rel.

Pembangunan LRT itu sedang dalam tahap kajian dengan Pemerintah Korea Selatan atas dukungan Menteri Bappenas dan Menteri Perhubungan. Berikut sejumlah fakta menarik rencana pembangunan proyek LRT Bali.

1. Bawah Tanah

Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) mengungkapkan moda transportasi Lintas Raya Terpadu (LRT) di Bali akan dibangun di bawah tanah. Proyek tersebut direncanakan akan menggunakan jalur bawah tanah bukan menggunakan jalur rel kereta api melayang (elevated) atau sejajar dengan tanah. Hal itu lantaran di Bali tidak membolehkan bangunan lebih tinggi dari pohon kelapa.

Tahap awal proyek ini akan dibangun sepanjang 5,3 kilometer (km). Lintasan sepanjang itu akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Extended Terminal dan area parkir di Kuta Central Park. Baca Juga: Lanjutkan Proyek LRT Bali, Mayoritas Saham Dipegang Pemprov

2. Investasi

Berdasarkan laporan Bappenas, pembangunan LRT Bali ditaksir mencapai USD596,28 juta atau setara Rp9 triliun. Nilai investasi tersebut tiga kali lipat dari pembangunan normal karena dibangun jalur bawah tanah.

Adapun skema pendanaan dapat dilakukan dengan berbagai opsi, termasuk kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

3. Utang

Pendanaan dari utang muncul dari usulan Bappenas. Kementerian Bappenas menyarankan kepada Pemprov Bali agar mempertimbangkan opsi pinjaman asing dan pendanaan dalam negeri. Dana pinjaman dalam negeri ini nantinya dapat digunakan untuk membangun prasarana berupa terowongan, trek, stasiun, depo, dan konstruksi sipil lainnya.

4. Pembagian Saham

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pemerintah daerah Bali akan menjadi pemegang saham mayoritas yakni sebesar 51%, sedangkan pemerintah pusat sebagai minoritas dengan saham 49%. Pemerintah Daerah bersedia menjadi penayangga capital expenditure (capex) maupun operasional expenditure (opex). Baca Juga: LRT Bali Bakal Dibangun Bawah Tanah, Butuh Biaya Rp9 Triliun

5. Rute

Pemprov Bali menyatakan lokasi pertama yang diprioritaskan dibangun LRT yakni dari Bandara Internasional Ngurah Rai ke kawasan Serta Parkir Kuta dan Seminyak yang merupakan jalur yang sangat padat. LRT Bali ini akan dibangun sejauh 20 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali hingga ke wilayah Canggu. LRT di Bali dari Canggu dan Sanur kemudian berlanjut sampai ke Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung dan Ubud. Rute yang menghubungkan sejumlah kawasan ini bakal memiliki panjang sekitar 9,4 km.

6. Groundbreaking

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan LRT Bali direncanakan awal 2024.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1559 seconds (0.1#10.140)