Bos IMF Peringatkan Indonesia Soal Gejolak Ekonomi Global

Selasa, 27 Februari 2018 - 11:48 WIB
Bos IMF Peringatkan...
Bos IMF Peringatkan Indonesia Soal Gejolak Ekonomi Global
A A A
JAKARTA - Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengingatkan Indonesia atas ketidakpastian yang terjadi terhadap perekonomian global. Saat ini, sejumlah negara maju sedang melakukan normalisasi kebijakan moneter mereka yang dipastikan akan berdampak pada negara-negara di dunia.

(Baca Juga: Bos IMF Puji Upaya RI dan Negara ASEAN Dongkrak Ekonomi)

Dia mengatakan, Indonesia dan negara-negara di ASEAN lainnya memang pernah berhasil mengatasi krisis keuangan global pada 2013. Namun, ketidakpastian yang terjadi sebagai dampak dari normalisasi kebijakan yang terjadi saat ini tetap perlu diwaspadai.

Menurutnya, volatilitas pasar keuangan baru-baru ini menjadi pengingat bahwa transisi ekonomi yang mendasar sedang berlangsung. Para pembuat kebijakan di seluruh dunia, termasuk ASEAN sedang bersiap terhadap normalisasi kebijakan moneter yang secara bertahap dilakukan negara-negara maju.

"Kita memang sudah tahu bahwa ini akan datang, tapi tetap tidak pasti bagaimana ini akan memengaruhi perusahaan, pekerjaan dan pendapatan kita," katanya dalam acara High Level International Conference di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

(Baca Juga: Jelang IMF-World Bank Meeting 2018, Konferensi Internasional Digelar)

Dia mengatakan, ketidakpastian yang terjadi saat ini memang banyak diketahui dan mulai diantisipasi negara di dunia. Namun, negara di dunia tetap tidak bisa memastikan bagaimana ketidakpastian ini akan memengaruhi pendapatan dari negara tersebut.

"Jadi jelas, pembuat kebijakan tetap perlu waspada tentang kemungkinan dampak ketidakpastian tersebut pada stabilitas keuangan, termasuk prospek arus modal yang mudah berubah," imbuh Lagarde.

Kendati demikian, dia menilai bahwa pemerintah bisa menggunakan momen ini untuk memperkuat kerangka kebijakan mereka. Hal ini termasuk upaya untuk mereformasi pasar keuangan, meningkatkan Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan dan hambatan yang terjadi di dunia industri.

"Perbaikan juga termasuk menggunakan reformasi fiskal untuk menghasilkan pendapatan publik yang lebih tinggi dan memperbaiki pengeluaran. Dengan meningkatkan keuangan publik, negara dapat meningkatkan investasi infrastruktur dan belanja pembangunan. Terutama pada jaring pengaman sosial yang paling rentan," ujarnya.
(izz)
Berita Terkait
IMF Proyeksi Ekonomi...
IMF Proyeksi Ekonomi RI Hanya 0,5% di 2020
IMF: Pertumbuhan Ekonomi...
IMF: Pertumbuhan Ekonomi dan PDB RI Tembus Rp22,729 Triliun
Ekonomi RI Pulih di...
Ekonomi RI Pulih di 2021 Kata Lembaga-Lembaga Asing Ini
Meski Ekonomi Global...
Meski Ekonomi Global Melambat, IMF Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5%
IMF Puji Ekonomi RI,...
IMF Puji Ekonomi RI, Begini Reaksi Sri Mulyani
IMF Prediksi Ekonomi...
IMF Prediksi Ekonomi RI Tempati Peringkat 4 Dunia, Erick Thohir: Harus Jadi Kenyataan
Berita Terkini
Takut Kanada dan UE...
Takut Kanada dan UE Bersekongkol, Trump Beri Ancaman Tarif Lebih Besar
20 menit yang lalu
Aturan Opsen Pajak Baru...
Aturan Opsen Pajak Baru di DKI Jakarta, Ini Ketentuan dan Implikasinya
30 menit yang lalu
Analis Sebut Kebijakan...
Analis Sebut Kebijakan Isolasionis AS Bisa Percepat Dedolarisasi
1 jam yang lalu
BNI Beri Beragam Fasilitas...
BNI Beri Beragam Fasilitas di Posko Mudik BUMN Pelabuhan Tanjung Perak
2 jam yang lalu
Kadin Jakarta, Indosat,...
Kadin Jakarta, Indosat, dan Masjid Istiqlal Teken MoU Pemberdayaan Ekonomi Umat
3 jam yang lalu
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
4 jam yang lalu
Infografis
Bos Shin Bet Israel...
Bos Shin Bet Israel Yakin akan Berdirinya Negara Palestina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved