Catat Rekor Baru di Rp6.425, Saham BMRI Jadi Sinyal Positif Bursa

Sabtu, 06 Januari 2024 - 09:05 WIB
loading...
Catat Rekor Baru di Rp6.425, Saham BMRI Jadi Sinyal Positif Bursa
Saham Bank Mandiri pada perdagangan Jumat (5/1) mencatatkan all time high baru di Rp6.425 per saham. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Harga saham Bank Mandiri pada perdagangan Jumat (5/1) melonjak 1,18% dari harga pembukaan dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) ke harga Rp6.425 per saham. Saham bank berkode BMRI bahkan sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp6.475 saat perdagangan berlangsung.

Dengan harga penutupan di level tertinggi baru tersebut, saham BMRI telah mengantongi kenaikan 23,6% sejak stock split April tahun lalu. Dengan kenaikan tersebut, kapitalisasi pasar BMRI pun terdongkrak menjadi Rp599,67 triliun. Sehari sebelumnya, harga saham BMRI juga sempat menyentuh ATH setelah ditutup pada harga Rp6.350 per saham.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menyebut kenaikan harga saham emiten berkapitalisasi pasar terbesar kelima di bursa ini menjadi sinyal positif pergerakan pasar modal, seiring optimisme pasar serta menjadi penanda berakhirnya era suku bunga tinggi.



"Kenaikan saham bank-bank Himbara, terutama BMRI, turut membuat IHSG berkinerja baik, dibanding bursa regional. Hal positif tersebut menambah kepercayaan investor global untuk masuk ke pasar modal Indonesia," ucap Kiswoyo dikutip Sabtu, (6/1/2024).

Pencapaian rekor harga saham BMRI ini menurutnya juga turut menjadi tolok ukur pertumbuhan kinerja perseroan di akhir tahun 2023. Berdasarkan laporan keuangan pada November 2023, Bank Mandiri mencatatkan kinerja positif yang bahkan melebihi ekspektasi yang dipatok perseroan. Antara lain, pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara bank only per November 2023 telah mencapai 13,65% secara year on year (YoY) menembus Rp1.046,05 triliun.

Pencapaian kredit ini praktis mendorong pertumbuhan aset perseroan secara bank only ke level Rp1.628 triliun, naik 8,36% secara tahunan. Dari sisi pendanaan, Bank Mandiri juga masih mampu mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,06% (YoY).

Meski tumbuh satu digit, kenaikan DPK Bank Mandiri didominasi oleh dana murah yakni giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 10,08% dan 7,21% pada November 2023. Hal ini menandakan, biaya dana Bank Mandiri semakin menurun, yang ditandai oleh kenaikan rasio dana murah (current account saving account/CASA) yang telah menyentuh level 79% secara bank only atau naik 191 basis poin (bps).

Pencapaian ini tak terlepas dari inisiatif digital yang digalakkan perseroan dalam beberapa tahun terakhir. Livin’ by Mandiri, super app besutan Bank Mandiri yang fokus melayani nasabah ritel misalnya telah diunduh lebih dari 35 juta kali hingga November 2023. Selain itu, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri juga telah mencapai 21,6 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp2.900 triliun. Hal ini dapat menjadi amunisi bagi Bank Mandiri untuk mencetak profitabilitas yang positif.



Sebagai gambaran, sampai dengan akhir November 2023 total komisi/provisi/fee dan administrasi Bank Mandiri telah mencapai Rp14,17 triliun atau tumbuh 10,29% dari periode satu tahun sebelumnya yang sebesar Rp 12,85 triliun.

Demikian pula, total pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Mandiri per November 2023 tercatat naik dua digit mencapai Rp65,14 triliun. Hasilnya, laba bersih Bank Mandiri secara bank only di bulan November 2023 tercatat sudah mencapai Rp45,06 triliun, naik 29,45% dari posisi tahun 2022 yang sebesar Rp34,81 triliun.

Dengan capaian-capaian tersebut, Kiswoyo optimistis BMRI bakal terus melanjutkan tren kenaikan harga sahamnya sepanjang tahun ini. "Saya perkirakan saham BMRI dapat menyentuh level 8.000-8.500 di tahun ini," tuturnya.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1253 seconds (0.1#10.140)