Luhut Beberkan Jurus Jitu Atasi Polusi di Jabodetabek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, tiga skema untuk memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Diterangkan perbaikan itu bisa dilakukan secara bertahap yakni jangka pendek, menengah, dan panjang.
Dalam jangka pendek dan menengah, cara mengatasi polusi udara Jabodetabek dapat dilakukan dengan perbaikan emisi gas buang kendaraan melalui penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur di DKI Jakarta. Lalu, pengembangan angkutan umum, dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Ini bisa dilakukan dengan tiga skema, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Kita harus cari kiat-kiat yang cepat," ujar Luhut pasca rapat koordinasi (rakor), Rabu (17/1/2024).
Menurutnya, peningkatan kualitas udara di Jabodetabek membutuhkan dukungan seluruh kementerian dan lembaga (K/L). Di mana, perencanaan dan implementasi atas program memerlukan koordinasi lintas sektor.
Luhut mencontohkan, Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN melalui PT Pertamina (Persero) menyediakan BBM rendah sulfur setara standar Euro 4 di DKI. Aksi ini ditargetkan dapat dilaksanakan pada kuartal II/2024. Lalu, secara bertahap menyiapkan roadmap penyediaan BBM standar Euro 5/6.
Kementerian BUMN juga mengkoordinasi pengembangan infrastruktur dan faktor pendukung penggunaan KBLBB, seperti stasiun pengisian daya dan pendanaan. Selanjutnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian ESDM bersama PLN merumuskan percepatan peningkatan baku mutu emisi pembangkit listrik, terutama di dekat Jabodetabek.
KLHK dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merumuskan peningkatan baku mutu emisi industri. Kemudian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan K/L terkait menyiapkan analisa dampak ekonomi dan kebutuhan anggaran dari program program yang diusulkan.
"Pemprov DKI melalui TransJakarta untuk peningkatan cakupan area dan tingkat pelayanan kendaraan umum di titik titik krusial melalui kendaraan listrik,” paparnya.
Dalam jangka pendek dan menengah, cara mengatasi polusi udara Jabodetabek dapat dilakukan dengan perbaikan emisi gas buang kendaraan melalui penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur di DKI Jakarta. Lalu, pengembangan angkutan umum, dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Ini bisa dilakukan dengan tiga skema, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Kita harus cari kiat-kiat yang cepat," ujar Luhut pasca rapat koordinasi (rakor), Rabu (17/1/2024).
Menurutnya, peningkatan kualitas udara di Jabodetabek membutuhkan dukungan seluruh kementerian dan lembaga (K/L). Di mana, perencanaan dan implementasi atas program memerlukan koordinasi lintas sektor.
Luhut mencontohkan, Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN melalui PT Pertamina (Persero) menyediakan BBM rendah sulfur setara standar Euro 4 di DKI. Aksi ini ditargetkan dapat dilaksanakan pada kuartal II/2024. Lalu, secara bertahap menyiapkan roadmap penyediaan BBM standar Euro 5/6.
Kementerian BUMN juga mengkoordinasi pengembangan infrastruktur dan faktor pendukung penggunaan KBLBB, seperti stasiun pengisian daya dan pendanaan. Selanjutnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian ESDM bersama PLN merumuskan percepatan peningkatan baku mutu emisi pembangkit listrik, terutama di dekat Jabodetabek.
KLHK dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merumuskan peningkatan baku mutu emisi industri. Kemudian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan K/L terkait menyiapkan analisa dampak ekonomi dan kebutuhan anggaran dari program program yang diusulkan.
"Pemprov DKI melalui TransJakarta untuk peningkatan cakupan area dan tingkat pelayanan kendaraan umum di titik titik krusial melalui kendaraan listrik,” paparnya.
(akr)