Djarot Dorong Percepatan Proyek Strategis Nasional di Sumut

Jum'at, 04 Mei 2018 - 03:03 WIB
Djarot Dorong Percepatan Proyek Strategis Nasional di Sumut
Djarot Dorong Percepatan Proyek Strategis Nasional di Sumut
A A A
MEDAN - Calon Gubernur (cagub) Sumatra Utara (Sumut) Djarot Saiful Hidayat meninjau perkembangan sejumlah proyek strategis nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo di sejumlah titik Provinsi Sumut, Kamis (3/5/2018).

Dalam peninjauan di masa rehat kampanye, Djarot didampingi dua anggota DPR yakni Trimedya Panjaitan dan Nusyirwan Sudjono. Djarot mendorong percepatan proyek strategis nasional, seperti pembangunan jalur rel layang yang berlokasi di sekitar Stasiun Kereta Api Medan.

Di tempat itu, Penanggung Jawab Pembangunan Rel Layang, Galih Setyanto menjelaskan tahapan pembangunan yang dijalankan. Pihaknya memperkirakan, jalur rel layang tersebut dapat diselesaikan pada akhir tahun 2018 dan sudah bisa digunakan untuk meningkatkan kelancaran transportasi di Kota Medan.

Setelah berdialog dengan pelaksana pembangunan rel layang, Djarot menuju Pelabuhan Belawan untuk meninjau perkembangan pembangunan terminal peti kemas fase 2. Dihadapan Djarot dan kedua anggota DPR, Dirut Prima Terminal Peti Kemas, Jenson Sitohang mengatakan pelaksanaan pengembangan Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belawan fase 2 telah mencapai 70% hingga awal Mei 2018.

Proyek yang pembangunannya dimulai sejak 2014, menggunakan anggaran Rp3 triliun yang terdiri dari pekerjaan sipil pembangunan terminal peti kemas Rp1,4 triliun dan pengadaan alat bongkar muat Rp1,6 triliun. Alat bongkar yang akan digunakan adalah empat unit Shire to ship (STS), 12 unit automed Runner tyrwd gantry (A-RTG), 20 unit terminal truk, dan terminal operating system.

Untuk menyiapkan lahan pembangunan terminal fase 2, pihaknya mendatangkan pasir dari Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai yang sistemnya tetap menjaga kelestarian lingkungan. Selama ini, arus bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Belawan hanya berkisar satu juta TEUs per tahun. Namun jika fase 2 itu selesai, direncanakan total produksinya bisa mencapai 2,1 juta TEUs per tahun.

Dengan keberadaan terminal fase 2, kapal-kapal berukuran besar yang melayari perairan internasional juga dapat berlabuh di Pelabuhan Belawan. Setelah mendengar penjelasan, Djarot menyampaikan apresiasi atas kinerja dan tingkat pembangunan terminal peti kemas fase 2 Pelabuhan Belawan.

Djarot menilai, pembangunan terminal peti kemas fase 2 menjadi salah satu indikasi awal kebangkitan ekonomi Sumatra Utara. Dalam pembangunan yang dijalankan Presiden Joko Widodo, Sumatra Utara adalah motor untuk menggerakkan perekonomian di Indonesia, terutama di bagian barat.

"Itu makanya kenapa Pak Jokowi memberi perhatian yang fokus ke Sumatera Utara karena provinsi ini berhadapan dengan negara-negara lain untuk menggenjot ekspor," ungkapnya.

Dengan perluasan dermaga peti kemas itu, kata Djarot, maka kapasitas pelabuhan peti kemas Belawan menjadi dua kali lipat dan jangkauannya semakin luas karena kegiatan ekspor barang bisa langsung ke India, Dubai, Jepang, dan China.

Dengan cara itu juga, berbagai jenis industri dari hulu sampai hilir yang ada di Sumatra Utara dapat diekspor lebih cepat sehingga pertumbuhan ekonomi di provinsi ini akan meningkat.

"Belum lagi kita berbicara multiplier effectnya. Berapa lapangan kerja yang akan dibuka, ada berapa usaha-usaha rakyat yang bisa dihidupkan. Dan, orientasi kita bukan hanya lingkup dalam negeri, juga ekspor impor," ujar cagub yang didukung PDI Perjuangan dan PPP itu.

Setelah itu, Djarot juga meninjau Kota Tebing Tinggi untuk meninjau perkembangan pembangunan jalan tol dan Kabupaten Batubara untuk meninjau Pelabuhan Kuala Tanjung.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5000 seconds (0.1#10.140)