Rupiah Terus Melorot, Pemerintah Hindari Penerbitan Obligasi

Selasa, 08 Mei 2018 - 14:33 WIB
Rupiah Terus Melorot, Pemerintah Hindari Penerbitan Obligasi
Rupiah Terus Melorot, Pemerintah Hindari Penerbitan Obligasi
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah tidak akan menerbitkan obligasi dan surat utang negara (SUN) dalam waktu dekat. Hal ini lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus mengalami pelemahan.

Dia mengatakan, penerbitan obligasi valuta asing (valas) harus menunggu waktu yang tepat dan saat kondisi pasar stabil. Karena itu, tidak mungkin pemerintah menerbitkan obligasi di tengah situasi seperti saat ini.

"Ya memang penerbitan obligasi valas itu harus mencari waktu yang tepat, penerbitan obligasi valas itu harus mencari waktu dimana pasar itu stabil. Pastinya kita akan menghindari mengeluarkan bond. Kayaknya tidak ada yang dalam jangka waktu dekat," katanya di Gedung Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Menurutnya, pemerintah harus menghindari penerbitan obligasi saat volatilitas nilai tukar sedang tinggi. Sebab, jika volatilitas tinggi maka investor akan wait and see untuk membeli obligasi yang diterbitkan pemerintah.

"Karena biasanya investor lebih wait and see kalau volatilitas tinggi. Kalau dia wait and see, biasanya dia lebih causious, kalau dia causious biasanya impactnya nanti ke harga. Jadi kita memang berusaha menghindari itu," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, nilai tukar rupiah terus bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat alias USD. Pada perdagangan di pasar spot, Selasa (8/5/2018), mata uang NKRI dibuka melemah 3 poin atau 0,02% ke level Rp14.004, dibanding penutupan Senin yang tembus ke Rp14.001 per USD.

Laju rupiah terus tertekan di indeks Bloomberg pada pukul 10.24 WIB, yaitu bearish 41 poin atau 0,29% menjadi Rp14.042 per USD. Ini merupakan rekor terburuk rupiah sejak Desember 2015. Rupiah pun menjadi mata uang terburuk kedua di Asia terhadap USD pada pekan ini.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8211 seconds (0.1#10.140)