Pengelolaan Teknologi Informasi Jadi Kunci Sukseskan Program JKN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan teknologi informasi telah memegang peran penting untuk mengoptimalkan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pengelolaan teknologi informasi yang dinamis menjadi salah stau kunci sukses dalam mendukung keberlanjutan dan efektivitas program JKN.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan pihaknya telah menjadikan teknologi sebagai elemen kunci dalam memberikan kemudahan bagi peserta, bukan hanya membuka akses yang luas, namun proses administrasi kini menjadi lebih mudah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang kian baik kepada peserta JKN.
Menurutnya, inovasi dan integrasi teknologi telah dilakukan guna memastikan Program JKN dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh peserta JKN.
Ghufron menjelaskan, jumlah data yang dikelola BPJS Kesehatan sangat banyak. Hal tersebut dia utarakan saat menjadi pembicara pada kegiatan Prince Mahidol Award Conference 2024: Transformational Health System Reforms to Promote Health Equity and Improve Health Outcomes yang diselenggarakan World Bank, Selasa (23/1/2024).
"Jumlah data yang dikelola oleh BPJS Kesehatan sangat banyak dan menjadi poin krusial dalam penyelenggaraan Program JKN. Untuk memudahkan kami melihat data secara realtime, kami menghadirkan command center yang nantinya membantu dalam menampilkan data secara realtime dalam menjalankan Program JKN," tuturnya.
Ghufron mengungkapkan, berbagai inovasi berbasis digital juga telah dihadirkan BPJS Kesehatan untuk memudahkan peserta dalam mendapatkan pelayanan. Optimalisasi Aplikasi Mobile JKN misalnya. Adanya fitur baru seperti telekonsultasi, skrining riwayat kesehatan, antrean online hingga fitur i-Care JKN diyakini mampu menjadi solusi atas pelayanan yang diakses peserta.
Kemudian, adanya layanan administrasi non tatap muka berbasis digital pun tak luput dari BPJS Kesehatan. Pelayanan Adminsitrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Chat Asisstant JKN (CHIKA), Voice Interractive JKN (VIKA), hingga BPJS Kesehatan Care Center 165 juga menjadi alternatif bagi peserta yang ingin mengakses pelayanan kesehatan secara mudah.
Dia mengatakan bahwa pihaknya menilai inovasi yang mereka hadirkan dapat mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat.
"Berbagi inovasi yang dihadirkan berdasarkan customer journey. Ini kami lihat bagaimana inovasi yang kami hadirkan bisa mengakomodir semua kebutuhan masyarakat dan bisa diakses dengan mudah. Apalagi dengan komitmen BPJS Kesehatan melalui upaya transformasi mutu layanan, harapannya pengelolaan teknologi informasi ini bisa mendukung dalam menghadirkan pelayanan yang semakin mudah, cepat dan semua setara," tuturnya.
Dirinya meyakini bahwa teknologi informasi memiliki peran penting untuk mendukung pemberian pelayanan. Untuk itu, dia mendorong para pemangku kepentingan mendukung upaya digitalisasi yang diusung BPJS Kesehatan dan saling bersinergi bersama-sama menyukseskan penyelenggaraan Program JKN.
Selain itu, integrasi layanan BPJS Kesehatan dengan seluruh pihak, khususnya fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan semakin kuat agar akses peserta JKN mendapatkan pelayanan kesehatan semakin mudah.
"Upaya ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan efisiensi administratif, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih besar bagi pelayanan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Teknologi informasi menjadi tulang punggung yang mendukung terwujudnya visi JKN sebagai program jaminan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan," tambah Ghufron.
Pada kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Setiaji mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan turut aktif memanfaatkan teknologi dalam menyusun berbagai strategi untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat. Menurutnya, Kementerian Kesehatan telah menentukan misi untuk menuju transformasi kesehatan digital pada tahun 2025-2029.
Pertama, mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi kesehatan dengan perencanaan yang kuat. Kedua memperkuat mekanisme dan kebijakan tata kelola data informasi kesehatan untuk layanan kesehatan yang memberikan dampak positif terhadap seluruh masyarakat.
Ketiga, membangun kapabilitas dan kemampuan digital untuk memberikan fasilitas dalam mengahadirkan inovasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan pihaknya telah menjadikan teknologi sebagai elemen kunci dalam memberikan kemudahan bagi peserta, bukan hanya membuka akses yang luas, namun proses administrasi kini menjadi lebih mudah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang kian baik kepada peserta JKN.
Menurutnya, inovasi dan integrasi teknologi telah dilakukan guna memastikan Program JKN dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh peserta JKN.
Ghufron menjelaskan, jumlah data yang dikelola BPJS Kesehatan sangat banyak. Hal tersebut dia utarakan saat menjadi pembicara pada kegiatan Prince Mahidol Award Conference 2024: Transformational Health System Reforms to Promote Health Equity and Improve Health Outcomes yang diselenggarakan World Bank, Selasa (23/1/2024).
"Jumlah data yang dikelola oleh BPJS Kesehatan sangat banyak dan menjadi poin krusial dalam penyelenggaraan Program JKN. Untuk memudahkan kami melihat data secara realtime, kami menghadirkan command center yang nantinya membantu dalam menampilkan data secara realtime dalam menjalankan Program JKN," tuturnya.
Ghufron mengungkapkan, berbagai inovasi berbasis digital juga telah dihadirkan BPJS Kesehatan untuk memudahkan peserta dalam mendapatkan pelayanan. Optimalisasi Aplikasi Mobile JKN misalnya. Adanya fitur baru seperti telekonsultasi, skrining riwayat kesehatan, antrean online hingga fitur i-Care JKN diyakini mampu menjadi solusi atas pelayanan yang diakses peserta.
Kemudian, adanya layanan administrasi non tatap muka berbasis digital pun tak luput dari BPJS Kesehatan. Pelayanan Adminsitrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Chat Asisstant JKN (CHIKA), Voice Interractive JKN (VIKA), hingga BPJS Kesehatan Care Center 165 juga menjadi alternatif bagi peserta yang ingin mengakses pelayanan kesehatan secara mudah.
Dia mengatakan bahwa pihaknya menilai inovasi yang mereka hadirkan dapat mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat.
"Berbagi inovasi yang dihadirkan berdasarkan customer journey. Ini kami lihat bagaimana inovasi yang kami hadirkan bisa mengakomodir semua kebutuhan masyarakat dan bisa diakses dengan mudah. Apalagi dengan komitmen BPJS Kesehatan melalui upaya transformasi mutu layanan, harapannya pengelolaan teknologi informasi ini bisa mendukung dalam menghadirkan pelayanan yang semakin mudah, cepat dan semua setara," tuturnya.
Dirinya meyakini bahwa teknologi informasi memiliki peran penting untuk mendukung pemberian pelayanan. Untuk itu, dia mendorong para pemangku kepentingan mendukung upaya digitalisasi yang diusung BPJS Kesehatan dan saling bersinergi bersama-sama menyukseskan penyelenggaraan Program JKN.
Selain itu, integrasi layanan BPJS Kesehatan dengan seluruh pihak, khususnya fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan semakin kuat agar akses peserta JKN mendapatkan pelayanan kesehatan semakin mudah.
"Upaya ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan efisiensi administratif, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih besar bagi pelayanan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Teknologi informasi menjadi tulang punggung yang mendukung terwujudnya visi JKN sebagai program jaminan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan," tambah Ghufron.
Pada kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Setiaji mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan turut aktif memanfaatkan teknologi dalam menyusun berbagai strategi untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat. Menurutnya, Kementerian Kesehatan telah menentukan misi untuk menuju transformasi kesehatan digital pada tahun 2025-2029.
Pertama, mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi kesehatan dengan perencanaan yang kuat. Kedua memperkuat mekanisme dan kebijakan tata kelola data informasi kesehatan untuk layanan kesehatan yang memberikan dampak positif terhadap seluruh masyarakat.
Ketiga, membangun kapabilitas dan kemampuan digital untuk memberikan fasilitas dalam mengahadirkan inovasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.
(skr)