Banjir Pasokan RI Bikin Harga Nikel Murah, Penambang Australia Tercekik

Rabu, 24 Januari 2024 - 20:30 WIB
loading...
Banjir Pasokan RI Bikin...
Sektor pertambangan nikel Australia yang didominasi oleh BHP, kelimpungan di tengah banjirnya pasokan dari Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sektor pertambangan nikel Australia yang didominasi oleh BHP, kelimpungan di tengah banjirnya pasokan dari Indonesia. Selain itu perkembangan transformatif yang menjauh dari penggunaan nikel dalam pembuatan baterai , juga memicu penurunan harga mencapai 40% selama satu tahun terakhir untuk stabil di kisaran USD16.000 per ton.



Peningkatan pasokan nikel dari produsen Indonesia telah membuat beberapa perusahaan asal Australia dipaksa menyerah pada harga murah. Dimana menurut analis, bakal mempengaruhi strategi pasar penambang nikel terkemuka dunia, seperti BHP Group, menurut laporan Reuters.

BHP menjadi perantara kesepakatan pasokan dengan Tesla pada tahun 2021, dimana menawarkan besarnya sumber daya geologi Australia di tengah aturan keuangan dan lingkungan yang ketat.

Kehadiran pasokan asal Indonesia yang membludak telah mencekik penambang Australia, ditambah adanya inovasi yang bergeser dari penggunaan nikel dalam industri baterai memaksa penurunan harga hingga 40%.

"Tantangan yang dihadapi banyak produsen nikel sepertinya tidak akan reda dalam waktu dekat. Kami rasa untuk komoditas ini masih bearish (turun) dan aset dan produsen jadi cukup berhati-hati," kata analis UBS Lachlan Shaw dilansir Sputnik.

BHP sebagai raksasa tambang asal Australia sudah menanamkan investasi signifikan dalam deposit nikel sulfida di negara-negara dengan risiko minimal, mengantisipasi premi untuk proses ekstraksi dibandingkan dengan deposit laterit di Indonesia.

Terlepas dari pendekatan BHP, Wyloo Metals yang mengakuisisi perusahaan tambang nikel Mincor seharga USD504 juta, dilaporkan tetap optimisTIS tentang prospek jangka panjang nikel Australia.

CEO Wyloo, Luca Giacovazzi, mengadvokasi mekanisme penetapan harga transparan yang membedakan antara nikel ramah lingkungan dan kurang berkelanjutan. Hal itu menegaskan perlunya konsumen untuk memiliki kepercayaan pada manfaat lingkungan dari mobil listrik.

Namun harga nikel yang lemah memaksa produsen Australia menyatakan restrukturisasi dan devaluasi besar-besaran, dengan First Quantum di Kanada menurunkan produksi baru-baru ini.

Pendapatan BHP menyusut tahun lalu, turun 61% dari 2022 menjadi USD164 juta. Di cabang perusahaan Australia Barat, perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memperbaiki smelter dan memperluas tambang sambil mencoba mengembangkan tambang lain yang diwarisi dengan mengakuisisi perusahaan.

"Kami bekerja keras untuk tetap kompetitif secara global dalam lingkungan operasi yang sangat sulit. Biaya telah meningkat tajam dan terus naik, sementara harga turun karena pasokan baru masuk ke pasar," kata Presiden BHP Nickel West Asset, Jessica Farrell.

Seperti diketahui nikel merupakan logam yang dikenal sebagai komponen penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik (EV). Kenggulannya dapat meningkatkan kepadatan energi mobil, mencakup jarak tempuh yang lebih jauh per pengisian daya.

Namun, karakteristik menguntungkan nikel melampaui bobotnya yang lebih rendah dan sifat hemat ruang dalam baterai EV. Dengan sifat yang dapat didaur ulang, nikel dapat mengalami beberapa siklus penggunaan kembali tanpa mengurangi kualitas.

Faktanya, 68% nikel signifikan digunakan dalam berbagai produk konsumen saat ini berasal dari sumber daur ulang, yang menunjukkan keberlanjutannya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1412 seconds (0.1#10.140)