Harga Beras Mencekik, Dirut Bulog Ungkap Petani Padi dan Penggilingan Sakit Kepala
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog , Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, situasi terkini dan tantangan yang dihadapi perberasan nasional . Disebutkan bahwa cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap kondisi gabah di tingkat petani.
"Saat ini memang karena panen kita terlambat dan hujan terus membuat petani padi dan penggilingan sakit kepala, karena 95 persen dari gabah kita dijemur pakai matahari. Artinya apa? ya jangan mendung, jangan hujan, kalau gitu nanti basah, kalau basah kualitasnya jelek," terang Bayu dalam Diskusi Media perihal Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (13/2/2024).
"Kan ada mesin pengering? Kalau pakai mesin pengering, patah, brokennya tinggi, dan hasilnya jadi kuning, gabagus. Begitu kondisinya," sambungnya.
Sebagai informasi akibat produksi beras domestik yang seret, memicu lonjakan harga beras . Pedagang pasar beberapa waktu lalu mengungkapkan, harga beras medium saat ini terkerek di level Rp13.500 per kilo. Sedangkan beras premium sudah menyentuh harga Rp18.500 per kilo. Harga tersebut jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dalam menghadapi kondisi seperti ini, Bayu Krisnamurthi menuturkan peranan Bulog. Pertama stabilisasi, kedua menyediakan alternatif bagi mereka yang paling membutuhkan.
"(Jadi) menurut kami kuncinya, lusa bantuan pangan sudah dimulai. Kita menghentikan sementara buat menghormati proses Pemilu. Daripada nanti timbul fitnah dan segala macam. Jadi dihentikan dulu sampai besok. Insya Allah (setelahnya) langsung ada bantuan pangan," tambahnya.
Bayu juga menilai bahwa bantuan pangan 10 kg sejatinya itu sangat benar-benar menolong kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Perum Bulog memastikan penyaluran bansos beras 10 kg kepada 22 juta keluarga penerima manfaat akan dilanjutkan.
"Tentunya kalau menengah atas tidak masuk kelompok paling butuh, yang butuh kira-kira 22 juta keluarga berpendapatan rendah, apa yg kita lakukan? Sediakan bantuan pangan, 10 kg Rp0," bebernya.
"Ada yang mengeluh kita hanya boleh beli dua kantong, memang kalau sudah 10 kg masa habis dalam 2 minggu? Kalau keluarga 3 sampai 4 orang bisa sebulan. Apalagi anda kerja, sering kali tidak makan dirumah. Jadi beli 10 kg tidak terbatas-terbatas amat, kalau memang untuk konsumsi sendiri, jadi 10 kg bantuan pangan betul-betul menolong kelompok masyarakat berpendapatan rendah," pungkasnya.
"Saat ini memang karena panen kita terlambat dan hujan terus membuat petani padi dan penggilingan sakit kepala, karena 95 persen dari gabah kita dijemur pakai matahari. Artinya apa? ya jangan mendung, jangan hujan, kalau gitu nanti basah, kalau basah kualitasnya jelek," terang Bayu dalam Diskusi Media perihal Data dan Fakta Kondisi Perberasan Indonesia Terkini di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (13/2/2024).
"Kan ada mesin pengering? Kalau pakai mesin pengering, patah, brokennya tinggi, dan hasilnya jadi kuning, gabagus. Begitu kondisinya," sambungnya.
Sebagai informasi akibat produksi beras domestik yang seret, memicu lonjakan harga beras . Pedagang pasar beberapa waktu lalu mengungkapkan, harga beras medium saat ini terkerek di level Rp13.500 per kilo. Sedangkan beras premium sudah menyentuh harga Rp18.500 per kilo. Harga tersebut jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dalam menghadapi kondisi seperti ini, Bayu Krisnamurthi menuturkan peranan Bulog. Pertama stabilisasi, kedua menyediakan alternatif bagi mereka yang paling membutuhkan.
"(Jadi) menurut kami kuncinya, lusa bantuan pangan sudah dimulai. Kita menghentikan sementara buat menghormati proses Pemilu. Daripada nanti timbul fitnah dan segala macam. Jadi dihentikan dulu sampai besok. Insya Allah (setelahnya) langsung ada bantuan pangan," tambahnya.
Bayu juga menilai bahwa bantuan pangan 10 kg sejatinya itu sangat benar-benar menolong kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Perum Bulog memastikan penyaluran bansos beras 10 kg kepada 22 juta keluarga penerima manfaat akan dilanjutkan.
"Tentunya kalau menengah atas tidak masuk kelompok paling butuh, yang butuh kira-kira 22 juta keluarga berpendapatan rendah, apa yg kita lakukan? Sediakan bantuan pangan, 10 kg Rp0," bebernya.
"Ada yang mengeluh kita hanya boleh beli dua kantong, memang kalau sudah 10 kg masa habis dalam 2 minggu? Kalau keluarga 3 sampai 4 orang bisa sebulan. Apalagi anda kerja, sering kali tidak makan dirumah. Jadi beli 10 kg tidak terbatas-terbatas amat, kalau memang untuk konsumsi sendiri, jadi 10 kg bantuan pangan betul-betul menolong kelompok masyarakat berpendapatan rendah," pungkasnya.
(akr)