Erick Thohir Bakal Taruh Orang Baru Usai Divestasi Vale Rampung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal mengutus orang baru untuk masuk dalam Dewan Direksi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Penugasan itu setelah MIND ID resmi menandatangani kesepakatan divestasi 14 persen saham Vale.
Adapun, penandatanganan divestasi dilakukan pada Senin (26/2/2024) pekan depan. Erick sendiri belum membocorkan siapa sosok yang akan menerima penugasan yang dimaksudkan.
Saat ini, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan 43,79 persen. Sedangkan, MIND ID menggenggam 20 persen saham dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) 15,03 persen. Lalu, kepemilikan publik di Vale sebesar 21,18 persen.
Bila 14 persen sahamnya Vale resmi diambil MIND ID, maka kepemilikan negara di perusahaan nikel ini menyentuh 34 persen.
"Pasti ada diskusi, nanti jajaran Direksi pasti ada perwakilan dari kita karena kita kan pemegang saham terbesar 34 persen, lalu sisanya publik," ujar Erick saat ditemui wartawan di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
Tak hanya itu, usai transaksi pembelian saham dilakukan pemerintah bakal menarik masuk Vale ke dalam ekosistem hilirisasi pertambangan. Langkah ini juga untuk meningkatkan investasi kendaraan listrik berbasis baterai di Tanah Air.
Erick mengaku, selama ini Vale Indonesia cukup lamban menggenjot hilirisasi di sektor pertambangan dan pengolahan nikel. Karena itu bakal digenjot ke depannya.
"Buat kami, ketika Vale menjadi ekosistem kami, kita akan mendorong percepatan investasi dan hilirisasi di Vale yang selama ini cukup lambat, dan momentum daripada hilirisasi di Vale ini adalah momentum yang sangat baik," jelasnya.
Baca Juga: Alasan Pemerintah Getol Caplok Vale, ESDM: Satu-satunya Investor Nikel Non-China
"Kita bisa dilihat kemarin dari saya datang ke pameran mobil Internasional Indonesia Show sendiri, saya melihat permintaan kepada mobil listrik meningkat, saya nggak tau dilaporin, tapi berapa persennya saya nggak tau, cuma sangat meningkat dan saya melihat ada beberapa perusahan mobil yang jual mobil non listrik sepertinya penjualannya terkoreksi," jelas dia.
Adapun, penandatanganan divestasi dilakukan pada Senin (26/2/2024) pekan depan. Erick sendiri belum membocorkan siapa sosok yang akan menerima penugasan yang dimaksudkan.
Saat ini, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan 43,79 persen. Sedangkan, MIND ID menggenggam 20 persen saham dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) 15,03 persen. Lalu, kepemilikan publik di Vale sebesar 21,18 persen.
Bila 14 persen sahamnya Vale resmi diambil MIND ID, maka kepemilikan negara di perusahaan nikel ini menyentuh 34 persen.
"Pasti ada diskusi, nanti jajaran Direksi pasti ada perwakilan dari kita karena kita kan pemegang saham terbesar 34 persen, lalu sisanya publik," ujar Erick saat ditemui wartawan di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
Tak hanya itu, usai transaksi pembelian saham dilakukan pemerintah bakal menarik masuk Vale ke dalam ekosistem hilirisasi pertambangan. Langkah ini juga untuk meningkatkan investasi kendaraan listrik berbasis baterai di Tanah Air.
Erick mengaku, selama ini Vale Indonesia cukup lamban menggenjot hilirisasi di sektor pertambangan dan pengolahan nikel. Karena itu bakal digenjot ke depannya.
"Buat kami, ketika Vale menjadi ekosistem kami, kita akan mendorong percepatan investasi dan hilirisasi di Vale yang selama ini cukup lambat, dan momentum daripada hilirisasi di Vale ini adalah momentum yang sangat baik," jelasnya.
Baca Juga: Alasan Pemerintah Getol Caplok Vale, ESDM: Satu-satunya Investor Nikel Non-China
"Kita bisa dilihat kemarin dari saya datang ke pameran mobil Internasional Indonesia Show sendiri, saya melihat permintaan kepada mobil listrik meningkat, saya nggak tau dilaporin, tapi berapa persennya saya nggak tau, cuma sangat meningkat dan saya melihat ada beberapa perusahan mobil yang jual mobil non listrik sepertinya penjualannya terkoreksi," jelas dia.
(nng)