Garuda Indonesia Gabung InJourney Sebelum Oktober, Bagaimana Beban Utang Jumbo?

Selasa, 27 Februari 2024 - 19:46 WIB
loading...
Garuda Indonesia Gabung InJourney Sebelum Oktober, Bagaimana Beban Utang Jumbo?
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney tahun ini. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney tahun ini. Karena itu, emiten bersandi saham GIAA ini nantinya menjadi anak usaha InJourney.



Garuda Indonesia akan bergabung dengan Holding Pariwisata dan Aviasi sebelum Oktober 2024. Aksi korporasi tersebut seiring dengan membaiknya keuangan perseroan setelah tahapan penyehatan atau restrukturisasi dilakukan.

Erick Thohir mengatakan, proses penggodokan maskapai penerbangan nasional sebagai unit usaha InJourney masih dilakukan. Namun ditargetkan bisa terealisasi sebelum Oktober tahun ini.

“Kita lagi propose Garuda masuk ekosistem InJourney. Kan Garuda sama Citilink saja, kalau bisa sebelum bulan Oktober (masuk InJourney),” ujar Erick Thohir saat ditemui wartawan, Selasa (27/2/2024).



Senada Wakil Menteri atau Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, seluruh tahapan restrukturisasi keuangan Garuda Indonesia sudah rampung, sehingga kinerja keuangan perusahaan diyakini terus membaik.

Dengan pembukuan keuangan yang positif itu, maka maskapai pelat merah ini didorong bisa menjadi anak usaha InJourney. Tiko memastikan, struktur keuangan Garuda Indonesia akan kembali baik berdasarkan laporan keuangan tahun ini.

"Garuda sudah tuntas (restrukturisasi), nanti lihat laporan keuangannya bagus, tahun ini laporan keuangannya. (Masuk usaha InJourney tahun ini?) Iya, tahun ini, tahun ini,” papar Tiko.

Sebelumnya saat pembentukan InJourney, Kementerian BUMN melarang Garuda Indonesia masuk ke dalam anggota holding. Larangan itu karena maskapai masih menanggung utang jumbo mencapai ratusan triliun rupiah.

Saat itu, kebijakan menunda bergabungnya Garuda Indonesia ke dalam holding untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi ke depannya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)