Airlangga: Kolaborasi Indonesia-Singapura Saling Melengkapi

Rabu, 15 Agustus 2018 - 22:50 WIB
Airlangga: Kolaborasi Indonesia-Singapura Saling Melengkapi
Airlangga: Kolaborasi Indonesia-Singapura Saling Melengkapi
A A A
JAKARTA - Indonesia dan Singapura terus berupaya meningkatkan kerja sama perekonomian agar lebih saling melengkapi. Selama 50 tahun ini, hubungan bilateral telah terjalin dengan baik, terutama melalui kolaborasi peningkatan volume perdagangan dan investasi.

"Kemitraan ekonomi kami semakin intensif juga dalam pengembangan industri dan sumber daya manusia (SDM)," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Airlangga meyakini, sinergi Indonesia-Singapura akan memberikan kontribusi terhadap kekuatan ASEAN. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM), investasi dari Negeri Singa Merlion ke Indonesia sepanjang tahun 2017 mencapai USD8,44 miliar atau setara Rp114,37 triliun. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura sebesar USD9 miliar dan merupakan negara tujuan terbesar kelima.

Untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan sekaligus menindaklanjuti hasil pertemuan kedua pemimpin negara, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada 2017 lalu, Kementerian Perindustrian aktif menarik lebih banyak investor ke Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.

"Saat ini, kami sudah memiliki lebih dari 43 tenant di KIK. Selanjutnya, kami tengah memfokuskan untuk pengembangan Politeknik Furnitur di kawasan tersebut," tutur Airlangga.

Pembangunan KIK merupakan hasil kerja sama antara investor Indonesia dengan Singapura. Kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah itu, diproyeksikan menyerap potensi investasi Rp200 triliun. Tahap pertama, lahan yang akan digarap seluas 1.000 hektare dengan target 300 tenant dan menyerap tenaga kerja 500.000 orang hingga tahun 2025.

Untuk menjadi kawasan industri terpadu, pengembangan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare. Kawasan ini akan didukung dengan pengembangan zona industri, pelabuhan, fashion city, dan permukiman.

Saat ini, investor yang sudah masuk di KIK berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang. Di antara mereka merupakan produsen furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing dan boneka.

"Kami juga sedang mendorong pengoperasian Pelabuhan Tanjung Mas untuk memfasilitasi arus barang dari KIK ke kota-kota sekitarnya. Selain itu, kami berupaya mengembangkan Pelabuhan Kendal," ujarnya.

Menperin menambahkan, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di bidang pendidikan kejuruan terutama untuk mengisi kebutuhan di sektor industri. "Guru dan dosen dari Indonesia telah dikirim untuk mengikuti program pelatihan vokasi di Singapura, seperti di bidang permesinan, pembangkit listrik, dan teknik otomasi industri," jelasnya.

Komitmen kerja sama di bidang pendidikan vokasi, juga terimplementasi melalui penandatanganan MoU antara Menperin dengan Menteri Pendidikan Singapura, Technical Arrangement (TA) antara Sekjen Kemenperin dengan Direktur Kampus Institute of Technical Education (ITE) Singapura, dan Collaborative Agreement antara Kapusdiklat Industri dengan ITE Education Services(ITEES) Singapura.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia dan Singapura juga menyiapkan kolaborasi dalam membangun kawasan komunitas digital atau digital hub yang terintegrasi di tingkat ASEAN. Upaya strategis ini sejalan untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

"Kami menyadari adanya perubahan era ini, perlu disiapkan berbagai langkah yang tepat, sehingga akan membawa dampak positif bagi perekonomian," ungkap Airlangga. Menperin pun memberikan apresiasi terhadap dukungan Singapura dalam pengembangan Nongsa Digital Park di Batam. Kombinasi sumber daya kedua negara untuk mengembangkan proyek ekonomi digital tersebut akan membawa timbal balik yang bermanfaat bagi kedua negara.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7602 seconds (0.1#10.140)