Geger Harga Beras Mahal, Inflasi Tembus 2,75% di Februari

Jum'at, 01 Maret 2024 - 10:36 WIB
loading...
Geger Harga Beras Mahal, Inflasi Tembus 2,75% di Februari
Harga beras mahal jadi biang kerok penyumbang inflasi di Februari 2024. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Februari 2024 sebesar 2,75% secara tahunan (year on year/yoy) dan 0,37% secara bulanan (month to month/mtm). Penyumbang utama inflasi bulan lalu adalah harga beras yang mahal.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan dari 102,75 menjadi 105,58. Ada juga peningkatan IHK secara bulanan (month to month/mtm) dari 105,19 menjadi 105,58.

"Beras memberikan andil inflasi terbesar dan lebih besar jika dibandingkan Februari," ujar Habibullah dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024).



Dia mengungkapkan kenaikan harga beras tercatat hampir di seluruh provinsi se-Indonesia. Sebanyak 37 provinsi harga beras mengalami kenaikan, sedangkan 1 provinsi mengalami deflasi atau penurunan. Adapun komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32% dengan andil 0,21 persen. Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar, baik secara bulanan maupun tahunan.

Berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,36% memberikan andil sebesar 1,79% terhadap inflasi umum. Komoditas penyumbang inflasi tahunan pada Februari 2024 antara lain beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang putih, dan gula pasir.



Pendorong inflasi dari komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau datang dari emas perhiasan, angkutan udara, dan biaya kontrak rumah. Sementara, komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1% dan andil 0,29%. Tingkat komoditas penyumbang inflasi mtm terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,21%, cabai merah 0,09%, telur ayam ras 0,04%, dan daging ayam ras 0,02%.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2135 seconds (0.1#10.140)