Rupiah Jatuh, Perkuat Koperasi dan UKM Bisa Jadi Solusi

Rabu, 05 September 2018 - 18:11 WIB
Rupiah Jatuh, Perkuat Koperasi dan UKM Bisa Jadi Solusi
Rupiah Jatuh, Perkuat Koperasi dan UKM Bisa Jadi Solusi
A A A
JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus berlangsung, menurut Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI) ada yang salah dalam penanganan nilai tukar rupiah yang sudah terjadi sangat lama pada beberapa rezim pemerintahan termasuk pada kabinet Jokowi saat ini. Kondisi ini terjadi karena kebijakan kurang tepat sehingga timbul double deficit, trade deficit dan financial deficit.

Defisit neraca berjalan mencapai USD 8 miliar sampai bulan Juli 2018 dan utang telah mencapai 34% dari PDB. Akhir Juni lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan bahwa lemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS, dipengaruhi neraca perdagangan yang membuat defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) neraca perdagangan. Hal itu menjadi faktor internal dari pelemahan nilai tukar rupiah.

Bank Indonesia (BI) mencatat CAD pada kuartal I/2018 sebesar USD5,5 miliar (2,1% dari Produk Domestik Bruto/PDB). Bukan cuma current account deficit-nya, tapi neraca perdagangannya juga. Artinya ekspor barang dan impor barang defisit.

Terkait kejatuhan nilai tukar rupiah, AMKI menerangkan kebijakan yang tepat dalam pengembangan sektor riil bisa menjadi solusi mengangkat kembali mata uang Indonesia.

"Saat ini pelemahan rupiah hanya didekati dari sisi moneter. Kami mencermati pelemahan rupiah dalam jangka panjang harus diselesaikan pada upaya membangun sektor riil yang tangguh yang melibatkan koperasi dan UKM di negeri ini," ujar Ketua Umum Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia (AMKI) Sularto lewat keterangan resmi di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Jika pembangunan koperasi berjalan benar, koperasi yang berbasis sektor riil akan hidup dan fundamental ekonomi akan kuat. Fundamental ekonomi yang kuat harus digerakkan pada upaya membangun industri yang bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan ekonomi dalam tetapi juga berorientasi ekspor.

"Saat ini nyaris tidak ada koperasi yang mampu bergerak di sektor riil apalagi menyumbang ekspor. Seperti yang kita ketahui bersama ekspor Indonesia saat ini paling banyak didominasi oleh ekspor bahan mentah," jelasnya.

Saat ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengumumkan kontribusi sektor koperasi terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) per triwulan III 2017 mencapai 4,48%. Adapun nilai PDB nasional per triwulan III 2017 mencapai Rp10.096 triliun.

Dengan demikian, kontribusi sektor koperasi terhadap PDB Nasional, berdasar data per triwulan III 2017, nilainya setara Rp452 triliun. Kami menyakini jika koperasi sektor produksi dan berorientasi ekspor dibangun dengan baik, kontribusi koperasi terhadap PDB akan naik.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0951 seconds (0.1#10.140)