Hore! Rupiah Melompat 73 Poin Menjadi Rp14.820

Jum'at, 07 September 2018 - 17:41 WIB
Hore! Rupiah Melompat 73 Poin Menjadi Rp14.820
Hore! Rupiah Melompat 73 Poin Menjadi Rp14.820
A A A
JAKARTA - Kabar gembira untuk kita semua. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, Jumat (7/9/2018), berhasil melanjutkan penguatan. Rupiah di indeks Bloomberg melompat 73 poin atau 0,49% menjadi Rp14.820 per USD.

Kamis kemarin, rupiah juga memulih menjadi Rp14.893 per USD. Dan sepanjang Jumat ini, mata uang NKRI diperdagangkan di level Rp14.820-Rp14.907 per USD.

Penguatan juga tercatat di data Yahoo Finance pada Jumat petang ini. Rupiah berotot 70 poin alias 0,47% ke level Rp14.815 per USD, berbanding penutupan Kamis lalu di Rp14.885 per USD. Hari ini, mata uang kita diperdagangkan di Rp14.813-Rp14.899.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan penguatan rupiah ini merupakan hasil dari langkah-langkah konkret yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan defisit transaksi berjalan.

Selain itu, Perry mengapresiasi para pengusaha yang mempunyai devisa dan valas dengan menjual valasnya sehingga menambah suplai rupiah di pasar. "Dan itu juga bagian penting mengenai pergerakan nilai tukar yang stabil dan hari ini menguat," ujarnya di Jakarta, Jumat (7/9/2018).

Sementara itu, indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama melemah ke level 94,915. Sedangkan yen Jepang naik terhadap dolar AS menjadi 110,64. Dolar AS tergelincir terhadap yen Jepang setelah artikel Wall Street Journal soal isyarat Presiden AS Donald Trump menjadikan Jepang sebagai target baru perang dagang.

Namun secara keseluruhan, tulis Reuters, Jumat (7/9), dolar AS masih dalam kisaran relatif ketat terhadap mata uang utama lainnya seperti euro dan poundsterling. Euro dan pound berada datar terhadap dolar AS dengan masing-masing USD1,1639 dan USD1,2938.

Pasar sendiri sedang menunggu laporan pekerjaan AS bulan Agustus yang akan dilaporkan Jumat waktu setempat. Laporan non-farm payrolls bulan Agustus memperkirakan akan ada penambahan 191.000 tenaga kerja, dengan rata-rata pendapatan naik 0,2%. Data ini bisa menjadi acuan The Fed untuk melakukan langkah pengetatan moneter ketiga di tahun 2018 yaitu menaikkan suku bunga.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8765 seconds (0.1#10.140)