Pindad Buat Mesin Pengemasan Sederhana, Minyak Goreng Curah Tak Beredar di 2019

Sabtu, 15 September 2018 - 13:54 WIB
Pindad Buat Mesin Pengemasan Sederhana, Minyak Goreng Curah Tak Beredar di 2019
Pindad Buat Mesin Pengemasan Sederhana, Minyak Goreng Curah Tak Beredar di 2019
A A A
BANDUNG - PT Pindad (Persero) pada Sabtu ini meluncurkan Filling Machine Anjungan Minyak Goreng Hygienist Otomatis (AMH-o). Melalui alat tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menargetkan tahun depan tak ada lagi peredaran minyak curah di Indonesia.

Filling Machine AMH-o merupakan hasil kerja sama BUMN antara PT Pindad (Persero) dengan PT Rekayasa Engineering, anak perusahaan PT Rekayasa lndustri (Rekind), yang bergerak di bidang engineering services.

Peluncuran ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU di bidang produksi dan penjualan yang telah dilaksanakan pada 16 Agustus 2018. "Kami sudah diskusikan produk ini sekitar tujuh bulan lalu," kata Direktur Utama Pindad, Abraham Mode saat memberikan sambutan peluncuran AMH-o di Gedung Kresna, Kantor Pusat Pindad Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/9/2018).

Dikatakannya, kerja sama dalam rangka sinergi BUMN telah melahirkan mesin canggih ini. Mesin dirancang untuk menjaga higienitas minyak goreng eceran dan mereduksi pemakaian kantong plastik juga meningkatkan margin pedagang eceran.

"Konsep desain awal AMH-o dibuat oleh RE dan disempurnakan oleh Pindad yang berpengalaman dalam membuat peralatan nonmiliter melalui Direktorat Bisnis Industrial," tambah Abraham.

AMH-o dibuat dalam rangka memenuhi Peraturan Menteri Perdagangan RI nomor 9/MDAG/PER/2/2016 yang mewajibkan peredaran minyak goreng curah menggunakan kantong Kemasan sederhana.

Sistem kerja AMH-o adalah menyalurkan minyak goreng dalam jeriken ukuran 18 atau 25 liter sesuai dengan merek dagang produsen ke kantong kemasan dalam beberapa takaran. Mulai dari 250, 500 sampai 1.000 ml, melalui filling oil system yang terdiri dari pompa. pipa flexible, katup solenoid dan flow meter.

"Seluruh komponen dalam AMH-o telah memenuhi standard food grade. Pengoperasian AMH-o dikendalikan oleh sebuah microcomputer guna memastikan akurasi pengukuran," ucap Abraham.

Lebih lanjut dikatakan, microcomputer yang tertanam pada AMH-o merupakan sebuah papan layar elektronik yang dilengkapi beberapa tombol yang mudah untuk dioperasikan (user friendly). Selain itu, AMH-o juga dilengkapi modul GPS yang dapat membantu produsen minyak goreng untuk memonitor lokasi unit AMH-o dan volume penjualan minyak goreng, baik secara harian, mingguan atau bulanan.

"Kelebihannya, TKDN-nya sangat tinggi, harganya separuh dari yang barang impor (produk impor di kisaran Rp15 juta per unit, dan sudah dikalibrasi sehingga takarannya jujur," klaimnya.

Ditanya produksi AMH-o, Abraham menjamin, pihaknya dalam sehari bisa memproduksi 100 unit AMH-o untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Kemendag menyambut baik pencapaian kerja sama dua BUMN tersebut. Dia pun optimistis tahun depan tak ada lagi minyak goreng curah di pasaran.

"Ini aturan minyak goreng curah terus meleset lantaran pengusahanya belum siap. Jadi dengan alat ini, semoga tak ada lagi alasan untuk menundanya," harap Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita dalam kata sambutannya.

Hanya dia berpesan agar persoalan distribusi diserahkan ke swasta supaya tidak menimbulkan kecemburuan antara swasta dan BUMN. "Jangan jual sendiri, serahkan ke swasta. Membangun jalur itu mahal, tak terukur investasinya," sarannya.

Dia pun meminta perusahaan minyak goreng besar untuk membeli AMH-o untuk disalurkan ke pengecer, distributor. "Bukan diberikan, tapi dilakukan skema pembiayaan dan dibayarkan ke perusahaan pembiayaan. Kalau diberikan khawatir tidak produktif, jadi ditalangi untuk pembelian dan mereka (UMKM dan koperasi) mencicil pembelian," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7735 seconds (0.1#10.140)