Buat Perbandingan, Begini Warga Australia Gunakan Stimulus Corona

Minggu, 16 Agustus 2020 - 06:02 WIB
loading...
A A A
Paket kedua, yang dinamai JobSeeker senilai 550 dolar dua minggu sekali bagi para penganggur dan penerima manfaat lainnya, dikucurkan bulan April dengan anggaran 14,1 miliar dolar Australia.

Data menunjukkan, hampir 70% dari stimulus itu dikucurkan bagi masyarakat berusia 65 tahun ke atas dan 45% dari kelompok itu kemudian memasukkan uang tersebut ke dalam tabungannya.

Direktur Program Keuangan Rumah Tangga Grattan Institute Brendan Coates mengatakan, para pensiunan memang cenderung menabung kelebihan uang yang didapatnya. "Riset kami menunjukkan bahwa rata-rata pensiunan adalah para penabung, dan itu juga berlaku bagi mereka yang masih menerima uang pensiun," tuturnya. "Mereka menabung untuk masa sulit, meskipun kondisi sebenarnya tengah susah," imbuhnya.

(Baca Juga: Takut Resesi, Tambahan Gaji dari Pemerintah Belum Tentu Dongkrak Konsumsi)

Menurut dia, banyaknya jumlah penabung di Australia Selatan mencerminkan usia rata-rata yang lebih tua di bagian negara tersebut. Hampir separuh, 47% masyarakat Tasmania menerima uang stimulus tersebut. Dia memperkirakan uang yang ditabungkan itu akan dibelanjakan dalam beberapa bulan ke depan.

"Anda tidak akan membelanjakan uang itu seluruhnya, itu akan menjadi bantalan saat program JobKeeper dan JobSeeker berakhir," katanya.

Hampir separuh penerima stimulus itu merupakan penganggur atau mereka yang tak berada dalam angkatan kerja, serta menerima tunjangan Newstart yang digantikan program JobSeeker.

Direktur Eksekutif Anglicare Australia Kasy Chambers mengatakan, ketika awal pandemi saat stimulus sebesar 750 dolar itu disebar, ada dua kelompok di tunjangan Newstart. Kemlompok pertama adalah mereka yang bergantung pada tunjangan Newstart yang lama namun membelanjakan sekitar 20% lebih banyak daripada yang mereka terima setiap minggunya, yang merupakan kelompok yang akan membelanjakan uang stimulus tersebut.

Namun, sambung dia, kelompok kedua tak berekspektasi akan kehilangan pekerjaannya, dan sebagian diantaranya kemudian menabungkan dana tersebut sebagai bantalan finansial. "Di pusat pelepasan darurat kami, kami melihat orang-orang yang masih mampu memenuhi kebutuhannya hingga saat ini, tapi ini semakin sulit," ujarnya. "Mereka bertahan dengan bantuan teman serta keluarga dan juga uang tabungannya."

Dia mengatakan, masyarakat di kota besar seperti Sydney berada dalam tekanan yang lebih besar lagi karena tingginya biaya sewa dan dan kasualisasi tenaga kerja yang membuat pekerjaan menjadi lebih sulit.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1714 seconds (0.1#10.140)