Simak!, Ini Lima Program Strategis Dalam Pidato Kenegaraan Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merinci sejumlah program pemerintah terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta mendorong upaya transformasi fundamental ekonomi Indonesia. Hal itu dia sampaikan dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR pada, Jumat 14 Agustus 2020.
Di awal pidatonya, Jokowi kembali menyinggung kontraksi ekonomi Indonesia pada kuartal I dan II 2020. Di mana, pada kuartal I tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya naik 2,97%, namun terkontraksi atau minus 5,32% pada kuartal ke-II.
(Baca Juga: Baca Selengkapnya, Teks Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2021 Presiden Jokowi )
Meski demikian, dia bilang, ekonomi negara-negara maju bahkan minus hingga 17%. Karena itu, kemunduran banyak negara bisa menjadi peluang dan momentum bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya.
"Semua negara, baik negara miskin, negara berkembang, termasuk negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19. Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Di kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal II kita minus 5,32 persen," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraan dikutip, Sabtu (15/8/2020).
Kepala Negara juga merincikan lima program yang sedang berjalan. Program itu akan membenahi secara fundamental ekonomi Indonesia. Adapun lima program strategis yang disebut Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan diantaranya.
Pertama, Proyeksi Indonesia Jadi Negara Maju
Kepala Negara menyebut, saatnya Indonesia membenahi diri untuk menjadi negara maju yang diproyeksi 25 tahun ke depan. Misi itu sudah dimulai saat Indonesia masuk sebagai negara upper middle income country. Menindaklanjuti hal tersebut, Indonesia dapat membajak momentum krisis akibat pandemi Covid-19 untuk melakukan lompatan-lompatan besar untuk mencapai target.
(Baca Juga: Jokowi Patok Ekonomi Tumbuh 4,5%-5,5% di 2021, Konsumsi-Investasi Jadi Penggerak )
"Kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country, 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," ujarnya.
Kedua, Bantuan Sosial dan Kesehatan
Jokowi bilang, krisis kesehatan berdampak pada perekonomian nasional, karena itu pemerintah harus cepat bergerak cepat. Saat ini, pemerintah sudah memberikan bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, dan subsidi gaji.
Bahkan, membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperoleh restrukturisasi kredit, memperoleh bantuan Presiden produktif berupa bantuan modal darurat, dan membantu pembelian produk-produk UMKM. Selain itu, membantu tenaga kerja yang menjadi korban PHK, antara lain melalui bantuan sosial dan program Prakerja.
Di sisi kesehatan, pemerintah juga harus menambah dan menyiapkan rumah sakit, rumah isolasi, obat-obatan, alat kesehatan, dan mendisiplinkan protokol kesehatan. Semuanya harus dilakukan secara cepat, dalam waktu yang sangat singkat.
Ketiga, Pengembangan Ketahanan di Sektor Industri
Penguatan kapasitas dan ketahanan pangan, kata Kepala Negara, dilakukan dengan menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu produksi sampai hilir distribusi ke seluruh wilayah. Efisiensi produksi pangan, peningkatan nilai tambah bagi petani, penguatan koperasi, dan metode korporasi petani akan terus ditingkatkan pemerintah.
Dia juga bilang, food estate sedang dibangun untuk memperkuat cadangan pangan nasional, bukan hanya di hulu, tetapi juga bergerak di hilir produk pangan industri. Bukan lagi menggunakan cara-cara manual, tetapi menggunakan teknologi modern dan pemanfaatan kecanggihan digital.
Bukan juga untuk pasar domestik, tetapi juga untuk pasar internasional. Saat ini, lanjut Jokowi, sedang dikembangkan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sumatera Utara, dan akan dilakukan di beberapa daerah lain. Program ini merupakan sinergi antara pemerintah, pelaku swasta, dan masyarakat sebagai pemilik lahan maupun sebagai tenaga kerja.
Keempat, Kemandirian Energi
Upaya besar juga telah dan sedang dilakukan untuk membangun kemandirian energi. Tahun 2019, kata Jokowi, Indonesia sudah berhasil memproduksi dan menggunakan B20. Tahun ini mulai dengan B30, sehingga Indonesia mampu menekan nilai impor minyak di tahun berikutnya.
Pertamina sudah bekerja sama dengan para peneliti dan berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D100, yaitu bahan bakar diesel yang 100 persen dibuat dari minyak kelapa sawit, yang kini sedang diuji produksi di dua kilang milik Indonesia. Hal itu, lanjut Jokowi, akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari.
Hilirisasi bahan mentah yang lain pun terus dilakukan secara besar-besaran. Batu bara diolah menjadi methanol dan gas. Beberapa kilang dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok produk industri hilir bernilai tinggi.
Bahkan, bijih nikel telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium. Hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan, meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil. Hal ini akan membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan.
Kelima, Kawasan Industri
Jokowi menyebut, prinsip penguatan digunakan untuk membangun kawasan-kawasan industri lainnya, seperti pembangunan super koridor ekonomi pantai Utara Jawa. Dia bilang, kawasan Industri Batang, Subang, dan Majalengka sedang dikembangkan dalam waktu singkat, dirancang untuk mampu mengundang investasi berkualitas, yang bersinergi dengan UMKM agar dapat memberikan nilai tambah signifikan untuk perekonomian nasional, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
"Kawasan industri serupa juga akan dibangun di berbagai daerah di seluruh Indonesia, yang selalu bersinergi dengan kewirausahaan masyarakat dan UMKM, untuk menyediakan kesempatan kerja bagi generasi muda yang belum bekerja, dan meningkatkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri," kata dia.
Oleh karena itu, ekosistem nasional yang kondusif bagi perluasan kesempatan kerja yang berkualitas akan dibangun pihaknya. Bahkan, penataan regulasi harus dilakukan. Regulasi yang tumpang tindih, yang merumitkan, yang menjebak semua pihak dalam risiko akan disudahi pemerintah.
Di awal pidatonya, Jokowi kembali menyinggung kontraksi ekonomi Indonesia pada kuartal I dan II 2020. Di mana, pada kuartal I tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya naik 2,97%, namun terkontraksi atau minus 5,32% pada kuartal ke-II.
(Baca Juga: Baca Selengkapnya, Teks Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2021 Presiden Jokowi )
Meski demikian, dia bilang, ekonomi negara-negara maju bahkan minus hingga 17%. Karena itu, kemunduran banyak negara bisa menjadi peluang dan momentum bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya.
"Semua negara, baik negara miskin, negara berkembang, termasuk negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19. Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Di kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal II kita minus 5,32 persen," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraan dikutip, Sabtu (15/8/2020).
Kepala Negara juga merincikan lima program yang sedang berjalan. Program itu akan membenahi secara fundamental ekonomi Indonesia. Adapun lima program strategis yang disebut Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan diantaranya.
Pertama, Proyeksi Indonesia Jadi Negara Maju
Kepala Negara menyebut, saatnya Indonesia membenahi diri untuk menjadi negara maju yang diproyeksi 25 tahun ke depan. Misi itu sudah dimulai saat Indonesia masuk sebagai negara upper middle income country. Menindaklanjuti hal tersebut, Indonesia dapat membajak momentum krisis akibat pandemi Covid-19 untuk melakukan lompatan-lompatan besar untuk mencapai target.
(Baca Juga: Jokowi Patok Ekonomi Tumbuh 4,5%-5,5% di 2021, Konsumsi-Investasi Jadi Penggerak )
"Kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country, 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju," ujarnya.
Kedua, Bantuan Sosial dan Kesehatan
Jokowi bilang, krisis kesehatan berdampak pada perekonomian nasional, karena itu pemerintah harus cepat bergerak cepat. Saat ini, pemerintah sudah memberikan bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, dan subsidi gaji.
Bahkan, membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperoleh restrukturisasi kredit, memperoleh bantuan Presiden produktif berupa bantuan modal darurat, dan membantu pembelian produk-produk UMKM. Selain itu, membantu tenaga kerja yang menjadi korban PHK, antara lain melalui bantuan sosial dan program Prakerja.
Di sisi kesehatan, pemerintah juga harus menambah dan menyiapkan rumah sakit, rumah isolasi, obat-obatan, alat kesehatan, dan mendisiplinkan protokol kesehatan. Semuanya harus dilakukan secara cepat, dalam waktu yang sangat singkat.
Ketiga, Pengembangan Ketahanan di Sektor Industri
Penguatan kapasitas dan ketahanan pangan, kata Kepala Negara, dilakukan dengan menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu produksi sampai hilir distribusi ke seluruh wilayah. Efisiensi produksi pangan, peningkatan nilai tambah bagi petani, penguatan koperasi, dan metode korporasi petani akan terus ditingkatkan pemerintah.
Dia juga bilang, food estate sedang dibangun untuk memperkuat cadangan pangan nasional, bukan hanya di hulu, tetapi juga bergerak di hilir produk pangan industri. Bukan lagi menggunakan cara-cara manual, tetapi menggunakan teknologi modern dan pemanfaatan kecanggihan digital.
Bukan juga untuk pasar domestik, tetapi juga untuk pasar internasional. Saat ini, lanjut Jokowi, sedang dikembangkan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sumatera Utara, dan akan dilakukan di beberapa daerah lain. Program ini merupakan sinergi antara pemerintah, pelaku swasta, dan masyarakat sebagai pemilik lahan maupun sebagai tenaga kerja.
Keempat, Kemandirian Energi
Upaya besar juga telah dan sedang dilakukan untuk membangun kemandirian energi. Tahun 2019, kata Jokowi, Indonesia sudah berhasil memproduksi dan menggunakan B20. Tahun ini mulai dengan B30, sehingga Indonesia mampu menekan nilai impor minyak di tahun berikutnya.
Pertamina sudah bekerja sama dengan para peneliti dan berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D100, yaitu bahan bakar diesel yang 100 persen dibuat dari minyak kelapa sawit, yang kini sedang diuji produksi di dua kilang milik Indonesia. Hal itu, lanjut Jokowi, akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari.
Hilirisasi bahan mentah yang lain pun terus dilakukan secara besar-besaran. Batu bara diolah menjadi methanol dan gas. Beberapa kilang dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok produk industri hilir bernilai tinggi.
Bahkan, bijih nikel telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium. Hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan, meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil. Hal ini akan membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan.
Kelima, Kawasan Industri
Jokowi menyebut, prinsip penguatan digunakan untuk membangun kawasan-kawasan industri lainnya, seperti pembangunan super koridor ekonomi pantai Utara Jawa. Dia bilang, kawasan Industri Batang, Subang, dan Majalengka sedang dikembangkan dalam waktu singkat, dirancang untuk mampu mengundang investasi berkualitas, yang bersinergi dengan UMKM agar dapat memberikan nilai tambah signifikan untuk perekonomian nasional, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
"Kawasan industri serupa juga akan dibangun di berbagai daerah di seluruh Indonesia, yang selalu bersinergi dengan kewirausahaan masyarakat dan UMKM, untuk menyediakan kesempatan kerja bagi generasi muda yang belum bekerja, dan meningkatkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri," kata dia.
Oleh karena itu, ekosistem nasional yang kondusif bagi perluasan kesempatan kerja yang berkualitas akan dibangun pihaknya. Bahkan, penataan regulasi harus dilakukan. Regulasi yang tumpang tindih, yang merumitkan, yang menjebak semua pihak dalam risiko akan disudahi pemerintah.
(akr)