Mendag: Indonesia dan Swiss Sepakat Perjanjian IE-CEPA Rampung di 2018

Senin, 15 Oktober 2018 - 20:33 WIB
Mendag: Indonesia dan Swiss Sepakat Perjanjian IE-CEPA Rampung di 2018
Mendag: Indonesia dan Swiss Sepakat Perjanjian IE-CEPA Rampung di 2018
A A A
BALI - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menegaskan bahwa Indonesia dan Swiss sepakat untuk menyelesaikan perjanjian Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) sebelum akhir 2018. EFTA terdiri dari empat negara Eropa, yaitu Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss.

Penegasan ini disampaikan usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi Swiss Johann Schneider-Ammann di Nusa Dua, Bali di sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. "Pertemuan bilateral dengan Swiss ini dimaksudkan untuk melanjutkan hasil pertemuan bilateral yang kami lakukan di Zurich, Swiss beberapa waktu lalu. Indonesia dan Swiss bertekad menyelesaikan perjanjian IE-CEPA tahun ini," ujar Mendag Enggar di Jakarta, Senin (15/10/2018).

Target penyelesaian perjanjian IE-CEPA ini, lanjut Mendag, sesuai dengan amanat yang diberikan Presiden RI Joko Widodo. Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah dalam pertemuan terakhir perundingan IE-CEPA pada 31 Oktober 2018 mendatang. Tim negosiasi dari empat negara EFTA akan ke Bali untuk melakukan finalisasi perjanjian tersebut.

Setelah pertemuan finalisasi IE-CEPA nanti, kelima negara sepakat untuk mengumumkan secara resmi diselesaikannya perundingan ini pada pertemuan tingkat menteri EFTA yang menurut rencana akan diadakan di Jenewa, Swiss, pada 23 November 2018. “Selanjutnya adalah proses teknis untuk dilakukan legal scrubbing dan terjemahan ke dalam bahasa masing-masing negara,” tambah Mendag.

Sedangkan isu minyak kelapa sawit yang menjadi perhatian utama bagi Indonesia telah menunjukkan hasil yang positif. Swiss telah melakukan referendum terkait isu tersebut dan hasil referendum menyatakan bahwa minyak kelapa sawit dibutuhkan untuk industri domestik di Swiss, dan kekhawatiran terkait pelarangan sawit tidak beralasan lagi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1857 seconds (0.1#10.140)