IHSG Diprediksi Masih Positif Hadapi Gempuran Sentimen Konflik Israel - Iran

Selasa, 16 April 2024 - 07:08 WIB
loading...
IHSG Diprediksi Masih...
IHSG akan buka lagi hari ini, dimana memanasnya eskalasi militar di Timur Tengah antara Iran dan Israel menjadi perhatian investor pasar modal di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Memanasnya eskalasi militar di Timur Tengah antara Iran dan Israel menjadi perhatian investor pasar modal di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sentimen klasik isu geopolitik kembali menguji Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) setelah sebelumnya dihantam kabar serangan di Gaza, hingga pertempuran Rusia-Ukraina.



Namun kali ini berbeda. Secara teknikal indeks komposit sejatinya masih cukup atraktif menyusul kenaikan volume pembelian secara historis. Indikator Moving Average menunjukkan sebelum libur lebaran, IHSG mampu ditutup di atas MA60.

Bak layar terkembang, optimisme penguatan juga muncul seiring masuknya jadwal cumulative-dividend yang dimulai Selasa depan. Beberapa di antara adalah raksasa tambang PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp1,9 triliun, kemudian emiten Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), hingga PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII).



Riset MNC Sekuritas menunjukkan level support IHG yang perlu diwaspadai berada di area 7.099. “Jika tembus maka IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya menguji 6.931-7.021 untuk membentuk wave (c) dari wave [iv],” terangnya.

Sejumlah emiten energi juga menjadi fokus pasar menyusul meningkatnya serangan ini. Sejatinya pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mewanti-wanti potensi kenaikan harga minyak.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pemerintah masih menunggu reaksi dari Israel dan Amerika Serikat terhadap konflik tersebut

“Kemungkinan besar harga Indonesian Crude Price (ICP) naik menyentuh USD100. Tapi apakah berkelanjutan atau spike berhenti? saya cenderung menunggu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut, jadi masih diskusi. Kemungkinan bisa lebih cenderung untuk spike dalam waktu yang tidak lama," terang Tutuka,” katanya dalam sebuah webinar.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1866 seconds (0.1#10.140)