Kelas Menengah Mendekati 60 Juta, Akan Jadi Penggerak Ekonomi

Selasa, 22 Januari 2019 - 18:22 WIB
Kelas Menengah Mendekati 60 Juta, Akan Jadi Penggerak Ekonomi
Kelas Menengah Mendekati 60 Juta, Akan Jadi Penggerak Ekonomi
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia bisa memberikan dampak besar terhadap perekonomian. Perkembangan kelas menengah akan meningkatkan sisi permintaan dan gaya hidup. Potensi dan peluang ekonomi di masa mendatang sangat berkaitan dengan perkembangan kelas menengah.

Seiring dengan turbulensi ekonomi dunia di tahun 2018, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tidak menyurut. Sri Mulyani, memaparkan, hampir 60 juta rakyat Indonesia kini tergolong kelas menengah. Dan sekitar 120 juta orang merupakan aspiring middle class (kelas menengah harapan). Yaitu kelompok yang tidak lagi miskin dan menuju kelas menengah yang lebih mapan.

"Tahun 2010, kelas menengah kita berjumlah 45 juta orang. Dan kini terus bertambah. Berbagai lembaga yang melakukan studi lalu menggolongkan kelas menengah dalam tiga bagian, yaitu di atas kemiskinan, masih rapuh, dan sebagian sudah establish. Tahun ini, kelas menengah sudah naik mendekati 60 juta orang. Tahun 2020, diperkirakan 80 juta orang. Negara lain di ASEAN tidak sebesar ini. Jadi ini akan menjadi penggerak ekonomi Indonesia," terangnya dalam memaparkan capaian ekonomi Indonesia 2018, Selasa (22/1/2019).

Sri Mulyani lantas membanding pertumbuhan kelas menengah Indonesia dengan negara berkembang lainnya, yang sekelompok di negara-negara G20. Skala ekonomi Indonesia tergolong besar, dengan pertumbuhan tertinggi ketiga setelah China dan India.

"Ini sangat bagus, karena banyak negara lain pertumbuhannya terkontraksi karena guncangan ekonomi dunia di 2018, mulai dari suku bunga The Fed dan Perang Dagang, dimana seluruh dunia terkena imbasnya. Tapi kita bisa menutup dengan pertumbuhan yang bagus, diperkirakan 5,1-5,2%. Inflasi sekitar 3,2-3,5% dan APBN defisit 1,76%. Jadi Indonesia tidak sebanding kalau dibandingkan dengan Haiti," tegasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9833 seconds (0.1#10.140)