Harga Minyak Dunia Masih Berkutat di Kisaran Level Terendah
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan, Jumat (24/5/2024) terpantau stabil saat investor menanti pernyataan terbaru dari Federal Reserve AS tentang suku bunga. Sentimen lainnya datang dari sinyal penguatan permintaan bahan bakar di AS secara musiman.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik 5 sen menjadi USD81,41 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terpantau ikut meningkat 2 sen untuk berada di posisi USD76,89/barel.
Kedua tolok ukur minyak mentah tersebut menetap di posisi terendah dalam beberapa bulan terakhir, dimana pada hari Kamis, minyak mentah berjangka Brent ditutup pada level terlemah sejak Januari dan minyak mentah berjangka AS mencapai level terendah tiga bulan.
Brent berjangka menuju penurunan mingguan lebih dari 3%, dan WTI berjangka siap untuk pelemahan hampir 4% dari minggu lalu. Kondisi tersebut diperkirakan karena kendala ekonomi makro yang sedang berlangsung di AS hingga menahan harga dalam keseimbangan.
"Penyebabnya 'kemungkinan suku bunga tinggi akan bertahan untuk waktu yang lebih lama' membebani harga minyak secara signifikan minggu ini," kata Priyanka Sachdeva, seorang analis pasar senior di Phillip Nova.
Risalah yang dirilis pada hari Rabu dari pertemuan kebijakan terbaru Fed menunjukkan, pembuat kebijakan mempertanyakan apakah suku bunga saat ini cukup tinggi untuk menjinakkan inflasi yang membandel.
Beberapa pejabat mengatakan mereka setuju soal kenaikan biaya pinjaman lagi jika inflasi melonjak. Ketua Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya, bagaimanapun, mengatakan mereka merasa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin.
Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Sementara itu, penguatan permintaan bensin AS membantu menstabilkan harga menjelang liburan akhir pekan Memorial Day, yang dianggap sebagai awal musim panas AS.
Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan, permintaan bensin di AS mencapai level tertinggi sejak November. Kondisi tersebut mendukung pasar karena pengemudi AS menyumbang sekitar sepersepuluh dari permintaan minyak global, "menjadikan musim mengemudi yang akan datang sebagai pilar pemulihan pertumbuhan permintaan global," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Semua mata saat ini sedang tertuju pada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama atau yang disebut sebagai OPEC +, dan pertemuan mereka pada 1 Juni untuk membahas apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik 5 sen menjadi USD81,41 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terpantau ikut meningkat 2 sen untuk berada di posisi USD76,89/barel.
Kedua tolok ukur minyak mentah tersebut menetap di posisi terendah dalam beberapa bulan terakhir, dimana pada hari Kamis, minyak mentah berjangka Brent ditutup pada level terlemah sejak Januari dan minyak mentah berjangka AS mencapai level terendah tiga bulan.
Brent berjangka menuju penurunan mingguan lebih dari 3%, dan WTI berjangka siap untuk pelemahan hampir 4% dari minggu lalu. Kondisi tersebut diperkirakan karena kendala ekonomi makro yang sedang berlangsung di AS hingga menahan harga dalam keseimbangan.
"Penyebabnya 'kemungkinan suku bunga tinggi akan bertahan untuk waktu yang lebih lama' membebani harga minyak secara signifikan minggu ini," kata Priyanka Sachdeva, seorang analis pasar senior di Phillip Nova.
Risalah yang dirilis pada hari Rabu dari pertemuan kebijakan terbaru Fed menunjukkan, pembuat kebijakan mempertanyakan apakah suku bunga saat ini cukup tinggi untuk menjinakkan inflasi yang membandel.
Beberapa pejabat mengatakan mereka setuju soal kenaikan biaya pinjaman lagi jika inflasi melonjak. Ketua Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya, bagaimanapun, mengatakan mereka merasa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin.
Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Sementara itu, penguatan permintaan bensin AS membantu menstabilkan harga menjelang liburan akhir pekan Memorial Day, yang dianggap sebagai awal musim panas AS.
Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan, permintaan bensin di AS mencapai level tertinggi sejak November. Kondisi tersebut mendukung pasar karena pengemudi AS menyumbang sekitar sepersepuluh dari permintaan minyak global, "menjadikan musim mengemudi yang akan datang sebagai pilar pemulihan pertumbuhan permintaan global," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Semua mata saat ini sedang tertuju pada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama atau yang disebut sebagai OPEC +, dan pertemuan mereka pada 1 Juni untuk membahas apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari.
(akr)