Wall Street Lanjutkan Tren Pelemahan Saat ECB Tunda Kerek Suku Bunga

Jum'at, 08 Maret 2019 - 08:07 WIB
Wall Street Lanjutkan Tren Pelemahan Saat ECB Tunda Kerek Suku Bunga
Wall Street Lanjutkan Tren Pelemahan Saat ECB Tunda Kerek Suku Bunga
A A A
NEW YORK - Indeks utama Wall Street mencatat pelemahan keempat beruntun pada perdagangan, Kamis kemarin waktu setempat setelah Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menerangkan bakal menunda kenaikan suku bunga. Ditambah menawarkan babak baru pinjaman murah kepada bank, sehingga memicu kembali kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan, 'Kami (dalam) periode kelanjutan tren kelemahan dan ketidakpastian yang meresap' ketika ia mengumumkan pemotongan perkiraan pertumbuhan dan inflasi bank. “Di satu sisi, pembicaraan dovish bisa menjadi bullish. Di sisi lain, mungkin itu menunjukkan betapa lambatnya keadaan di sana,” kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.

"Anda bertanya-tanya berapa lama AS bisa menjadi satu-satunya kuda yang mendorong ekonomi global ini maju. Berita tentang ECB jelas menunjukkan, mungkin Anda tidak akan mendapatkan banyak bantuan dari Eropa," sambung Carlson.

Saham telah terhenti setelah reli yang kuat mengawali tahun 2019 yang dipicu oleh optimisme atas kesepakatan perdagangan AS-China dan ekspektasi bahwa Federal Reserve bakal kurang agresif pada suku bunga. Benchmark S&P 500 telah naik 9,7% sepanjang tahun ini, tetapi investor mengaku belum jelas sentimen apa selanjutnya yang dapat mendorong saham lebih tinggi.

Dow Jones Industrial Average tercatat mengalami penyusutan hingga 200,23 poin atau 0,78% menjadi 25.473,23 untuk mengiringi kejatuhan indeks S&P 500 usai kehilangan 22,52 poin yang setara 0,81% menjadi 2.748,93. Sedangkan Komposit Nasdaq juga lebih rendah 84,46 poin atau 1,13% ke posisi 7.421,46.

Fokus utama tertuju kepada Dow Jones Transport Average yang diawasi ketat usai turun 1,0% untuk menjadi penurunan ke-10 beruntun dan menjadi terpanjang sejak Februari 2009. Indeks transportasi terseret oleh saham FedEx Corp, yang anjlok hingga 3,0% karena Citigroup Inc memangkas estimasi laba kuartalan dan harga target untuk perusahaan pengiriman paket.

Sektor konsumen dan keuangan sektor S&P 500 berkinerja terburuk. Utilitas menjadi defensif, sehingga menjadi satu-satunya sektor utama yang berada pada wilayah positif. Sekitar 7,8 miliar saham diperdagangkan pada bursa saham AS atau berada di atas 7,4 miliar atau rata-rata harian selama 20 sesi perdagangan terakhir.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4903 seconds (0.1#10.140)