Industri Manufaktur Dongkrak Ekonomi Tumbuh Signfikan

Jum'at, 15 Maret 2019 - 02:16 WIB
Industri Manufaktur Dongkrak Ekonomi Tumbuh Signfikan
Industri Manufaktur Dongkrak Ekonomi Tumbuh Signfikan
A A A
JAKARTA - Industri manufaktur di Indonesia masih menunjukkan geliat positif untuk terus meningkatkan investasi dan ekspansi. Untuk mendukung gairah usaha ini, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim bisnis yang kondusif dengan memberikan fasilitas fiskal dan kemudahan perizinan.

"Karena itu, pemerintah semakin serius dan gencar mendorong kebijakan hilirisasi industri karena dinilai mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang signifikan," terang Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Airlangga menegaskan, selama ini kebijakan hilirisasi industri telah memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional mulai dari peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, hingga penerimaan devisa dari ekspor.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, hilirisasi perlu benar-benar digenjot. Sehingga kita tidak perlu lagi ekspor bahan baku mentah. Jadi, kita harus berani beralih, dengan mengirim barang dalam bentuk setengah jadi atau jadi," paparnya.

Langkah strategis tersebut sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang bertujuan merevitalisasi sektor manufaktur agar lebih berdaya saing global di era industri 4.0. Untuk itu, pemerintah menekankan pentingnya melakukan transformasi ekonomi, yang menggeser ekonomi berbasis konsumsi menjadi berbasis manufaktur.

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) mengemukakan, Indonesia termasuk dari 4 negara Asia yang memiliki nilai tambah sektor manufakturnya tertinggi di dunia. "Jadi, kita bersama China, Jepang, dan India," imbuh Airlangga.

Nilai tambah industri nasional meningkat hingga USD34 miliar, dari tahun 2014 yang mencapai USD202,82 miliar dan tahun 2018 menjadi USD236,69 miliar.

"Kebijakan saat ini diarahkan pada pembangunan dan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif dan berkualitas. Kami optimistis itu bisa mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta meningkatkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3499 seconds (0.1#10.140)