Belajar Keuangan Makin Menyenangkan Bersama Danamon Financial Friday

Jum'at, 31 Mei 2024 - 07:36 WIB
loading...
Belajar Keuangan Makin...
Danamon Financial Friday (DFF) 2024 hadir dengan format baru melalui DFF 2024 yang lebih atraktif, yaitu mini seri dengan alur cerita yang mewakili berbagai kecenderungan finansial masyarakat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dalam rangka mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pemerataan literasi finansial kepada seluruh masyarakat Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk ( Danamon ) meluncurkan kembali Danamon Financial Friday (DFF) 2024.

Inisiatif yang sudah dijalankan sejak tahun 2020 ini, kini hadir dengan format baru melalui DFF 2024 yang lebih atraktif, yaitu mini seri dengan alur cerita yang mewakili berbagai kecenderungan finansial masyarakat.



Chief Marketing Officer, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Lily Puspasari mengatakan, DFF 2024 akan berjalan sepanjang 2024. Setiap episode baru bakal diunggah pada hari Jumat setiap bulan melalui kanal YouTube Bank Danamon serta akun media sosial Danamon lainnya seperti TikTok, Instagram, dan Facebook.

"Kami ingin menjangkau seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan edukasi finansial dan meningkatkan literasi keuangan mengenai layanan perbankan seperti layanan kredit, tabungan, pinjaman, dan asuransi dari lembaga perbankan formal," ujar dia.



Danamon, berharap hal ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengambil keputusan finansial yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial mereka. "Melalui edukasi finansial ini, kami juga mengajak agar masyarakat dapat lebih sadar terhadap berbagai aksi kejahatan keuangan baik siber maupun konvensional,” imbuhnya.

Seperti diketahui, di tengah pesatnya perkembangan teknologi di era digital, literasi keuangan menjadi salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap individu.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022 yang dilakukan oleh OJK, indeks literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena baru menyentuh angka 49,68%. Di sisi lain, indeks inklusi keuangan telah mencapai 85,10%.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap antara indeks literasi keuangan dengan indeks inklusi keuangan sebesar 35,42%. Artinya, banyak masyarakat yang telah menggunakan produk keuangan tidak memahami konsep pengaturan keuangan terlebih dahulu. Kurangnya literasi finansial dapat memunculkan risiko pada masyarakat, seperti investasi bodong, dan terjerat pinjaman online.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1878 seconds (0.1#10.140)