Ini Cara Memaksimalkan Crowdsourcing untuk Pertumbuhan Bisnis
loading...
A
A
A
Sementara, Co-founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan menjelaskan mengenai hak cipta pihkanya selalu mencantumkan nama desainer interior di setiap karyanya.
"Ada salah satu desainer kami yang menjadi mandiri dari hasil kerja dengan kami dan membuka usahanya sendiri. Kami tidak merasa tersaingi dan sangat bangga, bahkan seringkali kami masih tetap bekerjasama dengan baik," jelasnya.
"Kelebihan dari kami adalah kami membangun suatu teknologi yang kami namakan Thudio by Dekoruma, dimana para desainer bisa langsung mengetahui estimasi biaya dari desain yang mereka kerjakan, sehingga bisa menyesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh konsumen."
Lebih Efisien
David Soong mengatakan mode bisnis crowdsourcing tidak hanya menguntungkan perusahaan dengan efisiensi waktu dan biaya operasional, tetapi juga memberikan keuntungan bagi mitra.
Mereka adalah tenaga kerja dengan modal yang tidak besar dan mendapat kompensasi yang adil sesuai hasil kerja. Di SweetEscape, bahkan pekerjaan editing foto dilakukan oleh tim dibantu oleh Machine Learning untuk mempercepat waktu editing, sehingga fotografer hanya perlu fokus memotret tanpa merasa terbebani untuk melakukan editing yang menghabiskan waktu sangat banyak.
Ardyanto sepakat bahwa model crowdsourcing menguntungkan kedua belah pihak meskipun tidak semua perusahaan dapat menerapkan model crowdsourcing. Model crowdsourcing sangat cocok untuk perusahaan yang membutuhkan keahlian khusus.
Jika diterapkan dengan hati-hati dan strategis, model bisnis ini bisa sangat ampuh untuk meningkatkan skalabilitas, inovasi, dan efisiensi. Dengan membangun jaringan mitra yang luas, menerapkan standar yang jelas, memanfaatkan teknologi, dan berfokus pada kualitas serta kepuasan pelanggan, perusahaan dapat mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan sukses.
"Contohnya seperti di Garasi.id, mitra bengkel kami mendapatkan keuntungan karena mobil yang warrantynya diperbaiki di bengkel tersebut bisa menjadi langganan untuk maintenance selanjutnya," kata dia.
"Ada salah satu desainer kami yang menjadi mandiri dari hasil kerja dengan kami dan membuka usahanya sendiri. Kami tidak merasa tersaingi dan sangat bangga, bahkan seringkali kami masih tetap bekerjasama dengan baik," jelasnya.
"Kelebihan dari kami adalah kami membangun suatu teknologi yang kami namakan Thudio by Dekoruma, dimana para desainer bisa langsung mengetahui estimasi biaya dari desain yang mereka kerjakan, sehingga bisa menyesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh konsumen."
Lebih Efisien
David Soong mengatakan mode bisnis crowdsourcing tidak hanya menguntungkan perusahaan dengan efisiensi waktu dan biaya operasional, tetapi juga memberikan keuntungan bagi mitra.
Mereka adalah tenaga kerja dengan modal yang tidak besar dan mendapat kompensasi yang adil sesuai hasil kerja. Di SweetEscape, bahkan pekerjaan editing foto dilakukan oleh tim dibantu oleh Machine Learning untuk mempercepat waktu editing, sehingga fotografer hanya perlu fokus memotret tanpa merasa terbebani untuk melakukan editing yang menghabiskan waktu sangat banyak.
Ardyanto sepakat bahwa model crowdsourcing menguntungkan kedua belah pihak meskipun tidak semua perusahaan dapat menerapkan model crowdsourcing. Model crowdsourcing sangat cocok untuk perusahaan yang membutuhkan keahlian khusus.
Jika diterapkan dengan hati-hati dan strategis, model bisnis ini bisa sangat ampuh untuk meningkatkan skalabilitas, inovasi, dan efisiensi. Dengan membangun jaringan mitra yang luas, menerapkan standar yang jelas, memanfaatkan teknologi, dan berfokus pada kualitas serta kepuasan pelanggan, perusahaan dapat mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan sukses.
"Contohnya seperti di Garasi.id, mitra bengkel kami mendapatkan keuntungan karena mobil yang warrantynya diperbaiki di bengkel tersebut bisa menjadi langganan untuk maintenance selanjutnya," kata dia.