Menko Airlangga Ajak Singapura Jaga Stabilitas di ASEAN dan Indo-Pasifik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama dengan Deputi Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong menjadi pemimpin pertemuan Ministerial Meeting of Indonesia–Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (MM 6WG). Forum tersebut merupakan agenda tahunan Pertemuan Tingkat Menteri dalam kerangka kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Singapura.
Pertemuan diawali dengan sambutan hangat dari Deputi PM Singapura Gan Kim Yong yang kemudian menyampaikan harapan agar hubungan erat Indonesia dan Singapura selama ini untuk dapat terus dikembangkan di tengah tantangan yang ada saat ini, sekaligus membuka berbagai peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.
"Saya ucapkan terima kasih atas keramahtamahan serta penyelenggaraan pertemuan IPEF yang sangat baik, termasuk pertemuan bilateral ini. Secara resmi saya juga mengucapkan selamat atas pengangkatan Anda sebagai Deputi Perdana Menteri di samping melanjutkan jabatan sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian," ujar Menko Airlangga dalam Plenary Meeting Indonesia-Singapura Six Bilateral Economic Working Groups yang berlangsung di Hotel Marina Bay Sands Singapura, Jum’at (7/6/2024).
Pertemuan Tingkat Menteri kerja sama ekonomi bilateral 6WG sudah terlaksana sebanyak 13 kali dimana pertemuan terakhir diadakan di Semarang pada pertengahan Agustus tahun 2023 lalu. Lebih lanjut, kerja sama bilateral 6WG bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara yang mencakup peningkatan kerja sama di kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) serta KEK lainnya, peningkatan investasi, peningkatan kerja sama bidang transportasi, kerja sama di bidang tenaga kerja, kerja sama di bidang agribisnis, serta peningkatan kerja sama di bidang pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa dalam sepuluh tahun ke depan Indonesia berkeinginan untuk masuk ke dalam 10 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Untuk dapat mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 6% hingga 7%, sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi. Pencapaian tersebut juga memerlukan dukungan dan kolaborasi yang lebih baik lagi dengan Singapura.
"Indonesia juga akan terus mengupayakan untuk memelihara stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik sebagaimana halnya juga di kawasan ASEAN. Saya yakin bahwa Indonesia bersama Singapura dapat menjadi jangkar," ungkap Menko Airlangga.
Lebih jauh, Menko Airlangga juga menyampaikan perkembangan terkait aksesi Indonesia untuk menjadi anggota pertama dari ASEAN di Organization of Economic Co-operation and Development (OECD), maupun upaya Indonesia dalam mengakses keanggotan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Dengan dukungan Singapura, Menko Airlangga juga berkeyakinan Indonesia dapat menjadi anggota OECD maupun CPTPP dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Terkait sejumlah kemajuan yang telah dihasilkan oleh ke-enam working group kerja sama bilateral Indonesia-Singapura, Menko Airlangga menyebutkan keberadaan investasi Data Center di Nongsa Digital Park, Batam. "Untuk membedakan dengan industri sejenis, selain menjadi pusat Data Center, Nongsa Digital Park juga dijadikan pusat pelatihan dan pendidikan bagi talenta digital di Batam," ujar Airlangga.
Selain itu, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung mobilitas investor Singapura ke Indonesia, telah diberikan kemudahan regulasi multiple entry visa bagi tenaga ahli Singapura yang melakukan kunjungan rutin melalui Visa D17 serta skema koordinasi lintas Kementerian/Lembaga terkait dengan pemberitahuan kedatangan kunjungan tenaga ahli ke Kawasan BBK.
Pada kesempatan tersebut juga disinggung mengenai Kendal Industrial Park (KIP) yang sejak diubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah membuat nilai KIP meroket dan menciptakan banyak multiplier effect. Pertumbuhan eksponensial tersebut berkaitan langsung dengan insentif finansial yang diberikan di KEK dalam bentuk fasilitas perpajakan seperti tax holiday dan tax allowance. Saat ini terdapat sebanyak 100 pelaku usaha serta nilai investasi sebanyak Rp43,8 triliun di KIP.
"Kami sangat menghargai proses yang berjalan saat ini, karena proses tersebut merupakan perjalanan itu sendiri. Six Bilateral Economic Working Groups juga telah menghasilkan kemajuan yang sangat berarti, dan saya berterima kasih kepada tim kedua negara yang telah bekerja keras untuk mencapai hal itu," pungkas Menko Airlangga.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan penandatanganan dokumen Joint Report to Leaders, sebagai laporan kedua menteri kepada pemimpin kedua negara mengenai capaian dan perkembangan kerja sama bilateral ekonomi 6WG.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut di antaranya Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Staf Khusus Bidang Percepatan Pengembangan Wilayah, Pembangunan Infrastruktur, dan Investasi Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Kemenko Perekonomian Bobby C Siagian.
Pertemuan diawali dengan sambutan hangat dari Deputi PM Singapura Gan Kim Yong yang kemudian menyampaikan harapan agar hubungan erat Indonesia dan Singapura selama ini untuk dapat terus dikembangkan di tengah tantangan yang ada saat ini, sekaligus membuka berbagai peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.
"Saya ucapkan terima kasih atas keramahtamahan serta penyelenggaraan pertemuan IPEF yang sangat baik, termasuk pertemuan bilateral ini. Secara resmi saya juga mengucapkan selamat atas pengangkatan Anda sebagai Deputi Perdana Menteri di samping melanjutkan jabatan sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian," ujar Menko Airlangga dalam Plenary Meeting Indonesia-Singapura Six Bilateral Economic Working Groups yang berlangsung di Hotel Marina Bay Sands Singapura, Jum’at (7/6/2024).
Pertemuan Tingkat Menteri kerja sama ekonomi bilateral 6WG sudah terlaksana sebanyak 13 kali dimana pertemuan terakhir diadakan di Semarang pada pertengahan Agustus tahun 2023 lalu. Lebih lanjut, kerja sama bilateral 6WG bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara yang mencakup peningkatan kerja sama di kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) serta KEK lainnya, peningkatan investasi, peningkatan kerja sama bidang transportasi, kerja sama di bidang tenaga kerja, kerja sama di bidang agribisnis, serta peningkatan kerja sama di bidang pariwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa dalam sepuluh tahun ke depan Indonesia berkeinginan untuk masuk ke dalam 10 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Untuk dapat mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 6% hingga 7%, sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi. Pencapaian tersebut juga memerlukan dukungan dan kolaborasi yang lebih baik lagi dengan Singapura.
"Indonesia juga akan terus mengupayakan untuk memelihara stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik sebagaimana halnya juga di kawasan ASEAN. Saya yakin bahwa Indonesia bersama Singapura dapat menjadi jangkar," ungkap Menko Airlangga.
Lebih jauh, Menko Airlangga juga menyampaikan perkembangan terkait aksesi Indonesia untuk menjadi anggota pertama dari ASEAN di Organization of Economic Co-operation and Development (OECD), maupun upaya Indonesia dalam mengakses keanggotan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Dengan dukungan Singapura, Menko Airlangga juga berkeyakinan Indonesia dapat menjadi anggota OECD maupun CPTPP dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Terkait sejumlah kemajuan yang telah dihasilkan oleh ke-enam working group kerja sama bilateral Indonesia-Singapura, Menko Airlangga menyebutkan keberadaan investasi Data Center di Nongsa Digital Park, Batam. "Untuk membedakan dengan industri sejenis, selain menjadi pusat Data Center, Nongsa Digital Park juga dijadikan pusat pelatihan dan pendidikan bagi talenta digital di Batam," ujar Airlangga.
Selain itu, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung mobilitas investor Singapura ke Indonesia, telah diberikan kemudahan regulasi multiple entry visa bagi tenaga ahli Singapura yang melakukan kunjungan rutin melalui Visa D17 serta skema koordinasi lintas Kementerian/Lembaga terkait dengan pemberitahuan kedatangan kunjungan tenaga ahli ke Kawasan BBK.
Pada kesempatan tersebut juga disinggung mengenai Kendal Industrial Park (KIP) yang sejak diubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah membuat nilai KIP meroket dan menciptakan banyak multiplier effect. Pertumbuhan eksponensial tersebut berkaitan langsung dengan insentif finansial yang diberikan di KEK dalam bentuk fasilitas perpajakan seperti tax holiday dan tax allowance. Saat ini terdapat sebanyak 100 pelaku usaha serta nilai investasi sebanyak Rp43,8 triliun di KIP.
"Kami sangat menghargai proses yang berjalan saat ini, karena proses tersebut merupakan perjalanan itu sendiri. Six Bilateral Economic Working Groups juga telah menghasilkan kemajuan yang sangat berarti, dan saya berterima kasih kepada tim kedua negara yang telah bekerja keras untuk mencapai hal itu," pungkas Menko Airlangga.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan penandatanganan dokumen Joint Report to Leaders, sebagai laporan kedua menteri kepada pemimpin kedua negara mengenai capaian dan perkembangan kerja sama bilateral ekonomi 6WG.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut di antaranya Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Staf Khusus Bidang Percepatan Pengembangan Wilayah, Pembangunan Infrastruktur, dan Investasi Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Kemenko Perekonomian Bobby C Siagian.
(fjo)