Penyaluran Kredit BCA Capai Rp532 Triliun di Kuartal I 2019
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak pada kuartal I 2019 mencatat pertumbuhan portofolio kredit sebesar 13,2% year on year (YoY) menjadi Rp532 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit usaha pada segmen korporasi sebesar 15,8% menjadi Rp207,8 triliun. Pertumbuhan kredit komersial dan UKM meningkat 14,7% menjadi Rp184,7 triliun.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan laju pertumbuhan kredit investasi tumbuh 20,3% secara tahunan. Meskipun dihadapkan oleh tantangan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, kredit konsumer tumbuh 7,7% menjadi Rp139,7 triliun.
"Sedangkan pada segmen konsumer, KPR tumbuh 11,3% YoY menjadi Rp86,5 triliun dan KKB (termasuk entitas anak) meningkat 0,4% YoY menjadi Rp48 triliun di kuartal I 2019," kata Jahja di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Adapun pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 9% year on year menjadi Rp12,9 triliun. Jahja melanjutkan, laba bersih berhasil naik 10,1% mencapai Rp6,1 triliun dibandingkan Rp5,5 triliun pada tahun sebelumnya.
Pendapatan operasonal Bank, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 13,7% menjadi Rp16,7 triliun pada kuartal l 2019 dibandingkan Rp14,7 triliun pada periode sebelumnya. Pendapatan bunga bersih meningkat 11,2% YoY menjadi Rp12 triliun. Sementara itu, pendapatan operasional lainnya tumbuh 20,7% YoY menjadi Rp4,7 triliun pada kuartal I 2019.
"BCA dan entitas anak mencatat pertumbuhan pendapatan operasional (top-Iine) yang positif pada kinerja keuangan kuartal I 2019 ditopang oleh penumbuhan kredit dan peningkatan fee-based income. Kami melihat adanya peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8% YoY, terutama didukung penumbuhan transaksi mobile banking dan internet banking," ungkapnya.
Rasio keuangan utama tetap solid pada kuartal I 2019. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada pada level yang sehat, masing-masing sebesar 24,5% dan 81%. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima pada level 1,5%. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai, sebesar 171,4%.
Jahja melanjutkan, perseroan juga berhasil membukan pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sebesar 7,2% YoY menjadi Rp483,7 triliun, atau berkontribusi 76,8% terhadap total dana pihak ketiga. Dimana deposito naik 10,1% year on year menjadi Rp145,9 triliun. Dengan demikian, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp629,6 triliun, atau tumbuh 7,9% YoY.
"Secara konsisten, kami mencermati dinamika bisnis. Posisi permodalan yang kuat, kecukupan likuiditas dan kualitas kredit yang sehat merupakan faktor utama bagi pertumbuhan bisnis ke depannya," tukas dia.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan laju pertumbuhan kredit investasi tumbuh 20,3% secara tahunan. Meskipun dihadapkan oleh tantangan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, kredit konsumer tumbuh 7,7% menjadi Rp139,7 triliun.
"Sedangkan pada segmen konsumer, KPR tumbuh 11,3% YoY menjadi Rp86,5 triliun dan KKB (termasuk entitas anak) meningkat 0,4% YoY menjadi Rp48 triliun di kuartal I 2019," kata Jahja di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Adapun pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 9% year on year menjadi Rp12,9 triliun. Jahja melanjutkan, laba bersih berhasil naik 10,1% mencapai Rp6,1 triliun dibandingkan Rp5,5 triliun pada tahun sebelumnya.
Pendapatan operasonal Bank, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 13,7% menjadi Rp16,7 triliun pada kuartal l 2019 dibandingkan Rp14,7 triliun pada periode sebelumnya. Pendapatan bunga bersih meningkat 11,2% YoY menjadi Rp12 triliun. Sementara itu, pendapatan operasional lainnya tumbuh 20,7% YoY menjadi Rp4,7 triliun pada kuartal I 2019.
"BCA dan entitas anak mencatat pertumbuhan pendapatan operasional (top-Iine) yang positif pada kinerja keuangan kuartal I 2019 ditopang oleh penumbuhan kredit dan peningkatan fee-based income. Kami melihat adanya peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8% YoY, terutama didukung penumbuhan transaksi mobile banking dan internet banking," ungkapnya.
Rasio keuangan utama tetap solid pada kuartal I 2019. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) berada pada level yang sehat, masing-masing sebesar 24,5% dan 81%. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima pada level 1,5%. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai, sebesar 171,4%.
Jahja melanjutkan, perseroan juga berhasil membukan pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sebesar 7,2% YoY menjadi Rp483,7 triliun, atau berkontribusi 76,8% terhadap total dana pihak ketiga. Dimana deposito naik 10,1% year on year menjadi Rp145,9 triliun. Dengan demikian, total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp629,6 triliun, atau tumbuh 7,9% YoY.
"Secara konsisten, kami mencermati dinamika bisnis. Posisi permodalan yang kuat, kecukupan likuiditas dan kualitas kredit yang sehat merupakan faktor utama bagi pertumbuhan bisnis ke depannya," tukas dia.
(ven)