Saat Rupiah Loyo, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan Juni 2024 di 6,25%

Kamis, 20 Juni 2024 - 14:43 WIB
loading...
Saat Rupiah Loyo, BI...
Di tengah momen nilai tukar rupiah yang sempat tertekan dan melemah, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25% dalam RDG BI pada 19-20 Juni 2024. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Di tengah momen nilai tukar rupiah yang sempat tertekan dan melemah, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25% yang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Juni 2024.

Demikian pula suku bunga Deposit Facility juga tetap bertahan di level 5,5% dan suku bunga Lending Facility tetap di level 7%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga ditahan berdasarkan asesmen menyeluruh, proyeksi, ekonomi global, ekonomi domestik, kondisi moneter sistem keuangan dan pembayaran kedepan.

"Berdasarkan asesmen evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan terkini dan prospek ekonomi kedepan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Juni 2024 memutuskan mempertahankan BI Rate sebesar 6,25 persen," ujar Perry dalam konferensi pers pengumuman hasil RDG BI Juni 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024).



Keputusan mempertahankan BI rate pada level 6,25% ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stability, yaitu sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali.

"Sehingga, inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025," tambah Perry.

Kebijakan ini didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan masuknya aliran modal asing. Kemudian untuk kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga. "Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri pembayaran serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," tandas Perry.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)