Indonesia Gandeng Argentina dan Chili Perluas Akses Pasar di Amerika Selatan

Selasa, 14 Mei 2019 - 02:38 WIB
Indonesia Gandeng Argentina dan Chili Perluas Akses Pasar di Amerika Selatan
Indonesia Gandeng Argentina dan Chili Perluas Akses Pasar di Amerika Selatan
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan kunjungan kerja ke Argentina dan Chili, untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kerjasama perdagangan di kawasan Amerika Selatan pada 13-18 Mei 2019.

"Kunjungan kerja ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membuka dan memperluas peluang pasar ekspor produk-produk Indonesia ke pasar non tradisional, salah satunya di kawasan Amerika Selatan," jelas Enggar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (13/5/2019).

Di Buenos Aires, Argentina, Enggar akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Kepercayaan Argentina, Jorge Marcelo Faurie, serta sejumlah pertemuan dengan asosiasi dan pelaku usaha di Argentina.

Selain itu, kunjungan kerja ke Argentina ini juga merupakan tindak lanjut kunjungan resmi Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti ke Indonesia yang diterima Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla baru-baru ini. Pertemuan Wapres kedua negara tersebut membahas upaya peningkatan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi.

"Total neraca perdagangan kedua negara saat ini mencapai USD2 miliar, namun masih defisit bagi Indonesia. Sehingga pertemuan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia terhadap Argentina," kata Enggar.

Mendag menyampaikan, IC-CEPA ditandatangani pada 14 Desember 2017 lalu, dan implementasi kesepakatan ini diperkirakan segera berlaku pada Agustus 2019 setelah proses ratifikasi selesai.

"Melalui kunjungan ini, Indonesia ingin memperkuat kolaborasi dengan Chili agar kedua negara dapat memanfaatkan IC-CEPA dengan maksimal. Selain membahas peluang yang akan diperoleh dari implementasi IC-CEPA, kedua negara juga akan membahas mengenai tantangan-tantangan yang mungkin mucul dalam implementasi tersebut," jelas Enggar.

Neraca perdagangan Indonesia-Chili pada kuartal I 2019 mengalami perbaikan setelah sebelumnya tren perdagangan kedua negara mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Total nilai perdagangan kedua negara pada Januari-Februari 2019 mencapai USD36,6 juta.

Nilai ini meningkat signifikan sebesar 31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (MoM) yang tercatat sebesar UDD 27,8 juta. Pada 2018, nilai perdagangan kedua negara tercatat USD274 juta.

"Indonesia optimis nilai ini akan terus meningkat dengan implementasi IC-CEPA karena IC-CEPA membuka peluang kedua negara untuk meningkatkan perdagangan barang dan jasa, investasi, serta kerjasama ekonomi," jelas Enggar.

Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) merupakan kesepakatan dagang yang saling melengkapi kebutuhan kedua negara. Nantinya, produk-produk tekstil, alas kaki, otomotif, dan kelapa sawit Indonesia akan bisa masuk ke Chili dengan tarif nol.

Sedangkan Chili dapat mengekspor produk buah-buahan. Sementara itu, dalam misi dagang, sebanyak empat pelaku usaha dan asosiasi akan turut hadir mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia.

Diantaranya, di sektor kelapa sawit, perkebunan, kertas, dan dekorasi rumah. Enggar meminta para pelaku usaha untuk bersiap memanfaatkan implementasi IC-CEPA guna meningkatkan perdagangan dan investasi kedua negara.

Enggar juga menegaskan kembali, Chili merupakan negara pertama di kawasan Amerika Latin yang melakukan perjanjian kerjasama perdagangan dengan Indonesia karena Chili merupakan salah satu negara dengan ekonomi tertinggi di kawasan ini.

Produk Domestik Bruto (PDB) Chili mencapai USD24.600 pada tahun 2017. Chili juga berada dalam kondisi ekonomi dan politik yang baik dan stabil. Selain itu, Chili memiliki garis pantai menghadap Samudera Pasifik sehingga menjadikannya strategis sebagai hub bagi akses Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin lainnya.

Chili juga merupakan bagian dari Aliansi Pasifik dan telah memiliki banyak kesepakatan dagang dengan negara-negara lain sehingga menjadikannya sebagai salah satu negara yang terpenting di kawasan tersebut.

Dalam lima tahun terakhir, produk-produk utama dari Indonesia yang diekspor ke Chili, antara lain alas kaki, produk-produk pembersih dan pencuci baju, rumput laut, kulkas, dan benang. Sementara Chili mengekspor refined copper, tepung ikan, anggur, minyak dan lemak ikan, serta chemical wood pulp ke Indonesia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5313 seconds (0.1#10.140)