Efek Bansos, Rupiah Nangkring di Rp16.375 Sore Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini kembali ditutup menguat 30 poin atau 0,19 persen ke level Rp16.375 setelah sebelumnya di Rp16.405 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.416 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat terpengaruh sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback menjelang data indeks harga PCE utama, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan Mei, namun tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.
"Dolar sedikit terpengaruh oleh data terbaru yang menunjukkan adanya penurunan pada perekonomian AS, khususnya pasar tenaga kerja. Ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar The Fed akan menurunkan suku bunga membuat aliran dana ke dolar tetap kuat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (28/6/2024).
Selain itu, Data inflasi yang beragam dari ibu kota Jepang hanya memberikan sedikit dukungan terhadap mata uang tersebut, begitu pula dengan peringatan berulang kali dari pemerintah.
Nilai tukar mata uang ini kini berada jauh di atas level yang menarik intervensi pemerintah pada Mei. Meskipun para pejabat terus memberikan peringatan lisan, pergerakan pada pasangan USDJPY menunjukkan bahwa sejauh ini belum ada intervensi nyata yang dilakukan.
Data indeks harga konsumen dari Tokyo juga menunjukkan sedikit kenaikan inflasi. Meskipun inflasi umum meningkat, inflasi dasar masih jauh dibawah target tahunan Bank Sentral Jepang sebesar 2%. Data inflasi yang lemah menambah keraguan mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki BOJ untuk memperketat kebijakan moneter yang merupakan faktor utama dibalik pelemahan yen baru-baru ini.
Dari sentimen domestik, pasar merespon positif terhadap Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja bantuan sosial (bansos) hingga Mei 2024 senilai Rp70,5 triliun.
Gelontoran anggaran tersebut naik 12,7 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan tahun lalu sebesar Rp62,5 triliun. Kenaikan realisasi belanja bansos ini utamanya dipengaruhi oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat terpengaruh sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback menjelang data indeks harga PCE utama, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan Mei, namun tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.
"Dolar sedikit terpengaruh oleh data terbaru yang menunjukkan adanya penurunan pada perekonomian AS, khususnya pasar tenaga kerja. Ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar The Fed akan menurunkan suku bunga membuat aliran dana ke dolar tetap kuat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (28/6/2024).
Selain itu, Data inflasi yang beragam dari ibu kota Jepang hanya memberikan sedikit dukungan terhadap mata uang tersebut, begitu pula dengan peringatan berulang kali dari pemerintah.
Nilai tukar mata uang ini kini berada jauh di atas level yang menarik intervensi pemerintah pada Mei. Meskipun para pejabat terus memberikan peringatan lisan, pergerakan pada pasangan USDJPY menunjukkan bahwa sejauh ini belum ada intervensi nyata yang dilakukan.
Data indeks harga konsumen dari Tokyo juga menunjukkan sedikit kenaikan inflasi. Meskipun inflasi umum meningkat, inflasi dasar masih jauh dibawah target tahunan Bank Sentral Jepang sebesar 2%. Data inflasi yang lemah menambah keraguan mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki BOJ untuk memperketat kebijakan moneter yang merupakan faktor utama dibalik pelemahan yen baru-baru ini.
Dari sentimen domestik, pasar merespon positif terhadap Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja bantuan sosial (bansos) hingga Mei 2024 senilai Rp70,5 triliun.
Gelontoran anggaran tersebut naik 12,7 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan tahun lalu sebesar Rp62,5 triliun. Kenaikan realisasi belanja bansos ini utamanya dipengaruhi oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus.