G7 Mulai Pecah Soal Perebutan Aset Rusia Rp4.519 T, Ada Ancaman Terselubung Saudi?

Rabu, 10 Juli 2024 - 07:02 WIB
loading...
G7 Mulai Pecah Soal...
Kelompok negara-negara maju yang tergabung dalam G7 disebut ada kemungkinan bakal menolak rencana AS untuk mengambil alih aset bank sentral Rusia yang dibekukan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kelompok negara-negara maju yang tergabung dalam G7 disebut ada kemungkinan bakal menolak rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengambil alih aset bank sentral Rusia yang dibekukan. Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, hal ini lantaran adanya 'ancaman' terselubung dari Arab Saudi.



Kabar tersebut dilansir Bloomberg, di tengah upaya AS dan Inggris yang terus mendorong penyitaan langsung aset Rusia senilai sekitar USD280 miliar atau setara Rp4.519 triliun (Kurs Rp16.142 per USD) yang dibekukan Barat pada tahun 2022 dengan alasan konflik Ukraina.

Sebagian besar aset tidak bergerak berada dalam genggaman Uni Eropa (UE), dengan beberapa di antaranya tidak ingin melihat euro menghadapi peluang serangan balik.

Ada ketakutan bahwa perebutan aset Rusia bisa berdampak terhadap kepercayaan kepada mata uang euro. Sementara itu Arab Saudi memberikan sinyal bahwa mereka mungkin menjual beberapa kepemilikan utang Uni Eropa jika G7 melanjutkan rencana penyitaan, seperti dilaporkan Bloomberg mengutip "orang-orang yang dekat dengan masalah ini."

Salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu, menggambarkan pesan Kementerian Keuangan Saudi sebagai "ancaman terselubung,". Sementara dua lainnya mengatakan Riyadh secara khusus menyebutkan utang treasury Prancis.

Jika benar ada hal tersebut, bakal kemungkinan besar bisa mempengaruhi langkah G7 dalam upaya menyita dana Rusia yang dibekukan secara langsung dan lebih memilih untuk mengubah bunga yang dihasilkan menjadi pinjaman ke Kiev.

Moskow sendiri telah mengutuk langkah itu sebagai tindakan ilegal, dimana mantan Presiden Dmitry Medvedev mengutarakan, kebijakan itu bisa ditafsirkan sebagai penyebab perang.

Namun, ketika dihubungi untuk memberikan komentar, Kementerian Keuangan Saudi mengatakan kepada Bloomberg, bahwa "tidak ada ancaman seperti itu yang dibuat."

"Hubungan kami dengan G7 dan lainnya saling menghormati dan kami terus membahas semua masalah yang mendorong pertumbuhan global dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan internasional," kata kementerian itu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)