Erick Thohir Malam-malam ke DPR, Minta BUMN Diguyur PMN Rp44 T
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembahasan dan pendalaman usulan penyertaan modal negara ( PMN ) tahun anggaran 2025 untuk sejumlah perusahaan pelat merah tengah digenjot Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI. Bahkan, pemegang saham dan anggota legislatif kembali menggelar rapat kerja (raker) pada Rabu malam ini (10/7/2024), tepatnya pukul 20.30 WIB.
Dalam forum tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kebutuhan PMN untuk sejumlah perseroan negara pada tahun depan mencapai Rp44 triliun. Angka ini mayoritas dialokasikan untuk pengerjaan sejumlah proyek strategi nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah.
“Izin pimpinan dan anggota dewan, ini yang bisa kita paparkan angka detail keseluruhan PMN yang dibutuhkan untuk 2025 sebesar Rp44,3 triliun,” ujar Erick saat menyampaikan paparannya.
Dana segar yang akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dibagi ke beberapa BUMN. Rinciannya, PT Hutama Karya (Persero) diusulkan sebesar Rp 13,8 triliun. PMN ini nantinya digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) fase 2-3.
PT Asabri (Persero) dengan nilai PMN yang diajukan sebesar Rp 3,61 triliun, PT PLN (Persero) dengan nilai PMN sebesar Rp 3 triliun. Nantinya, dialokasikan untuk program listrik desa (lisdes), Bahana PUI Rp 3 triliun untuk penguatan permodalan KUR.
Lalu, PT Pelni (Persero) senilai Rp Rp 2,5 triliun yang dipakai untuk pengadaan dua kapal baru. PT Bio Farma (Persero) Rp 2,2 triliun untuk fasilitas capex baru, PT Adhi Karya Tbk dengan nilai PMN Rp 2 triliun untuk pembangunan Tol Jogja - Bawen dan Solo - Jogja.
PT Wijaya Karya Tbk, senilai Rp 2 triliun untuk perbaikan struktur permodalan, PT Len Industri (Persero) Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk penyehatan keuangan, PT Danareksa (Persero) sebesar Rp 2 triliun, dialokasikan untuk pengembangan usaha.
Sedangkan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Rp 1,8 triliun. Rencananya digunakan untuk pengadaan rangkaian kereta baru. Usulan PMN ID FOOD sebesar Rp 1,6 triliun untuk modal kerja dan investasi program CPP.
Usulan PMN lain adalah PTPP (Persero) sebesar Rp 1,5 triliun, yang akan digunakan untuk penyelesaian proyek Tol Jogja - Bawen dan KIT Subang. Selanjutnya, Perum Damri senilai Rp 1 triliun untuk pengadaan bus listrik.
Perum Perumnas dengan pengajuan PMN sebesar Rp 1 triliun, yang digunakan untuk restrukturisasi. Terakhir, PT INKA (Persero) senilai Rp 976 miliar yang akan dialokasikan untuk pembuatan kereta KRL.
“Tentu kami mengucapkan dari Kementerian BUMN dan seluruh Direksi terima kasih sebesar-besarnya,” papar dia.
Dalam forum tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kebutuhan PMN untuk sejumlah perseroan negara pada tahun depan mencapai Rp44 triliun. Angka ini mayoritas dialokasikan untuk pengerjaan sejumlah proyek strategi nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah.
“Izin pimpinan dan anggota dewan, ini yang bisa kita paparkan angka detail keseluruhan PMN yang dibutuhkan untuk 2025 sebesar Rp44,3 triliun,” ujar Erick saat menyampaikan paparannya.
Dana segar yang akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dibagi ke beberapa BUMN. Rinciannya, PT Hutama Karya (Persero) diusulkan sebesar Rp 13,8 triliun. PMN ini nantinya digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) fase 2-3.
PT Asabri (Persero) dengan nilai PMN yang diajukan sebesar Rp 3,61 triliun, PT PLN (Persero) dengan nilai PMN sebesar Rp 3 triliun. Nantinya, dialokasikan untuk program listrik desa (lisdes), Bahana PUI Rp 3 triliun untuk penguatan permodalan KUR.
Lalu, PT Pelni (Persero) senilai Rp Rp 2,5 triliun yang dipakai untuk pengadaan dua kapal baru. PT Bio Farma (Persero) Rp 2,2 triliun untuk fasilitas capex baru, PT Adhi Karya Tbk dengan nilai PMN Rp 2 triliun untuk pembangunan Tol Jogja - Bawen dan Solo - Jogja.
PT Wijaya Karya Tbk, senilai Rp 2 triliun untuk perbaikan struktur permodalan, PT Len Industri (Persero) Rp 2 triliun yang akan digunakan untuk penyehatan keuangan, PT Danareksa (Persero) sebesar Rp 2 triliun, dialokasikan untuk pengembangan usaha.
Sedangkan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Rp 1,8 triliun. Rencananya digunakan untuk pengadaan rangkaian kereta baru. Usulan PMN ID FOOD sebesar Rp 1,6 triliun untuk modal kerja dan investasi program CPP.
Usulan PMN lain adalah PTPP (Persero) sebesar Rp 1,5 triliun, yang akan digunakan untuk penyelesaian proyek Tol Jogja - Bawen dan KIT Subang. Selanjutnya, Perum Damri senilai Rp 1 triliun untuk pengadaan bus listrik.
Perum Perumnas dengan pengajuan PMN sebesar Rp 1 triliun, yang digunakan untuk restrukturisasi. Terakhir, PT INKA (Persero) senilai Rp 976 miliar yang akan dialokasikan untuk pembuatan kereta KRL.
“Tentu kami mengucapkan dari Kementerian BUMN dan seluruh Direksi terima kasih sebesar-besarnya,” papar dia.
(nng)