Pandemi Covid-19 Dorong Korporasi Ubah Strategi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang membawa perubahan mendasar dalam iklim bisnis global telah memaksa korporasi untuk mengkalibrasi ulang strategi transformasi digital mereka. Sebanyak 93% korporasi menyatakan mereka telah mengubah prioritas teknologi informasi (TI) mereka baik secara bertahap, signifikan, atau dramatis.
Pandemi ini telah menunjukkan bagaimana korporasi membutuhkan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman untuk memastikan konektivitas tanpa kendala, terutama dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan volatilitas pasar. (Baca: MUI Tegaskan Tak Pernah Keluarkan Maklumat Soal Pembubaran BPIP)
Hal tersebut terungkap dalam penelitian bertajuk “Business Continuity, Flexible Working and Adaptive Infrastructure: Five Actions for When the Economy Reopens Following COVID-19” yang diprakarsai oleh Telstra, perusahaan telekomunikasi dan teknologi terkemuka dan salah satu perusahaan induk dari Telkomtelstra di Indonesia.
Managing Director Telstra Asia Pasifik Marjet Andriesse mengatakan bisnis di Asia Tenggara dan Australia-Selandia Baru memiliki persiapan yang lebih baik untuk menghadapi pandemi dibandingkan wilayah lain, dimana mereka melihat tantangan Covid-19 sebagai katalis utama dalam strategi TI. (Lihat videonya: Pembunuh Keji Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap)
“Pandemi ini telah menunjukkan kepada kita bagaimana bisnis memerlukan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman untuk menjamin konektivitas, terutama dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan pasar yang terus bergejolak,” kata dia dalam keterangan rilisnya di Jakarta, kemarin.
Penelitian yang mengumpulkan data lebih dari 120 pemimpin bisnis di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Serikat dilakukan untuk memberikan wawasan tentang mengkalibrasi ulang strategi TI. (Heru Febrianto)
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
Pandemi ini telah menunjukkan bagaimana korporasi membutuhkan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman untuk memastikan konektivitas tanpa kendala, terutama dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan volatilitas pasar. (Baca: MUI Tegaskan Tak Pernah Keluarkan Maklumat Soal Pembubaran BPIP)
Hal tersebut terungkap dalam penelitian bertajuk “Business Continuity, Flexible Working and Adaptive Infrastructure: Five Actions for When the Economy Reopens Following COVID-19” yang diprakarsai oleh Telstra, perusahaan telekomunikasi dan teknologi terkemuka dan salah satu perusahaan induk dari Telkomtelstra di Indonesia.
Managing Director Telstra Asia Pasifik Marjet Andriesse mengatakan bisnis di Asia Tenggara dan Australia-Selandia Baru memiliki persiapan yang lebih baik untuk menghadapi pandemi dibandingkan wilayah lain, dimana mereka melihat tantangan Covid-19 sebagai katalis utama dalam strategi TI. (Lihat videonya: Pembunuh Keji Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap)
“Pandemi ini telah menunjukkan kepada kita bagaimana bisnis memerlukan teknologi adaptif dan alat kolaborasi yang aman untuk menjamin konektivitas, terutama dalam menghadapi kondisi bisnis yang sulit dan pasar yang terus bergejolak,” kata dia dalam keterangan rilisnya di Jakarta, kemarin.
Penelitian yang mengumpulkan data lebih dari 120 pemimpin bisnis di Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika Serikat dilakukan untuk memberikan wawasan tentang mengkalibrasi ulang strategi TI. (Heru Febrianto)
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(ysw)